Almuhtada.org – Dalam Islam, terdapat sebuah amalan yang sangat ringan dikerjakan namun, dapat memberatkan timbangan amal ibadah di akhirat kelak. Amal tersebut adalah dzikir, Allah SWT memerintahkan kita untuk berdzikir, hal ini tertuang dalam surah Al – Ahzaab ayat 41.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١
Artinya : “Wahai orang – orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak – banyaknya.” (QS. Al – Ahzab : 41)
Rasulullah SAW juga memerintahkan umatnya untuk senantiasa berdzikir, bahkan dalam salah satu hadist, Rasulullah SAW mengibaratkan perbedaan orang yang berdzikir dan yang tidak berdzikir. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari).
Lalu, apa saja keutamaan berdzikir? Imam An – Nawawi berkata dalam kitab Al – Adzkar, “Ketahuilah bahwa keutamaan dzikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan semacamnya. Bahkan setiap orang yang berbuat keta’atan kepada Allah SWT, maka dia berdzikir kepada Allah SWT, demikianlah yang dikatakan sahabat Sa’id bin Jubair R.A dan ara sahabat ulama lainnya.”
Allah SWT telah memberitahukan melalui firman – firman-Nya di dalam Al – Qur’an tentang keutamaan berdzikir, salah satunya yang terkandung dalam surah Al – Ahzab ayat 35.
وَالذّٰكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذّٰكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ٣٥….
Artinya : “Laki – laki dan Perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al – Ahzab : 35)
Mengenai adab berdzikir, Imam An – Nawai dalam kitab Al – Adzkar menjelaskan bahwa diantara adab berdzikir adalah:
1. Jika dilakukan dengan duduk, maka hendaklah duduk dengan menghadap kiblat, penuh dengan perendahan diri, khusyu’, tenang, dan menundukkan kepala.
2. Hendaklah berdikir di tempat yang tenang, jauh dari hal – hal yang mengganggu pikiran dan tempat itu bersih, seperti masjid dan tempat – tempat lain yang dimuliakan.
3. Hendaklah mulut dalam keadaan bersih. Jika mulut bau, maka hendaklah menghilangkannya dengan bersiwak (atau gosok gigi)
4. Ketika berdzikir, hendaklah merenungkan dan meresapi kalimat dzikir yang dibaca.
[] Aulia Cassanova