Almuhtada.org– Makan sambil berbicara mungkin tampak sebagai hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering kali melakukannya, baik saat bersama keluarga, teman, maupun dalam berbagai acara sosial. Namun, dalam Islam, setiap tindakan kita, termasuk makan, selalu memiliki aturan dan adab tertentu yang harus dijaga. Makan bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga merupakan momen yang penuh makna dan harus dilalui dengan cara yang baik, baik dari segi niat maupun tata krama. Begitu juga dengan berbicara saat makan, Islam mengajarkan kita untuk melakukannya dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang tinggi.
Islam mengajarkan bahwa setiap aspek kehidupan harus dilalui dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, termasuk saat makan. Meskipun makan sambil berbicara tampaknya merupakan kebiasaan yang tidak terlalu penting, kenyataannya Islam memberikan pedoman tentang bagaimana kita sebaiknya makan dan berbicara. Makan dengan penuh perhatian dan kesyukuran adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya.
Rasulullah SAW memberikan contoh yang sangat baik dalam hal ini. Beliau selalu memulai makan dengan membaca Bismillah, makan dengan tangan kanan, dan mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam makan. Ini menunjukkan bahwa makan bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga tentang mengatur niat dan menjaga adab agar kita selalu mendapat berkah dari Allah.
Namun, berbicara saat makan adalah kebiasaan yang cukup umum. Dalam pandangan Islam, berbicara sambil makan tidak dilarang, asalkan berbicara dengan cara yang benar dan tidak mengganggu adab makan itu sendiri. Berbicara sambil makan bisa menjadi cara yang baik untuk berbagi ilmu, mempererat hubungan sosial, atau sekadar mengisi waktu bersama orang-orang terdekat.
Islam mendorong umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, dan makan bersama adalah salah satu waktu yang tepat untuk mempererat tali persaudaraan. Sebagai contoh, saat makan bersama keluarga atau teman, berbicara dengan mereka bisa memperkuat ikatan sosial dan memberikan kebahagiaan yang lebih besar.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dihindari saat berbicara saat makan. Pertama, berbicara dengan tergesa-gesa atau sambil makan dengan terburu-buru tentu tidak dianjurkan. Islam mengajarkan kita untuk tidak makan dengan terburu-buru atau tidak menikmati makanan dengan penuh kesadaran. Makan adalah waktu untuk kita bersyukur dan menikmati nikmat yang diberikan oleh Allah. Jika kita terlalu tergesa-gesa atau sibuk berbicara tanpa memperhatikan adab makan, kita bisa kehilangan kesempatan untuk merasakan keberkahan dari makanan tersebut. Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk makan dengan penuh ketenangan dan tidak terburu-buru.
Selain itu, berbicara sambil makan juga harus dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Dalam Islam, menjaga lisan adalah hal yang sangat ditekankan. Berbicara dengan kata-kata yang tidak baik, seperti bergosip, memfitnah, atau berbicara kasar, tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk menjaga lisan mereka, terlebih lagi saat sedang berada di meja makan. Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita harus bermanfaat, tidak menyinggung perasaan orang lain, dan tidak merugikan siapa pun. Jika percakapan tersebut tidak membawa manfaat atau malah menyebabkan perselisihan, maka lebih baik untuk menghentikannya dan menjaga keharmonisan dalam kebersamaan.
Selain itu, makan sambil berbicara juga sebaiknya tidak mengganggu orang lain yang sedang makan. Misalnya, berbicara terlalu keras atau membuka mulut saat berbicara, yang bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman. Mengunyah makanan dengan mulut terbuka atau berbicara sambil menyuap makanan adalah contoh perilaku yang tidak sesuai dengan adab makan dalam Islam. Rasulullah SAW selalu mengajarkan kita untuk makan dengan cara yang bersih dan rapi, serta menghargai orang lain yang sedang makan bersama kita.
Selain adab berbicara, Islam juga menekankan pentingnya adab makan yang lain, seperti makan dengan tangan kanan, tidak berlebihan dalam makan, dan mengucapkan Alhamdulillah setelah selesai makan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.
Makan dengan tangan kanan adalah sunnah yang sangat dianjurkan, karena tangan kanan adalah tangan yang lebih dihormati dalam Islam. Sementara itu, makan dengan tidak berlebihan adalah prinsip yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan juga menunjukkan rasa syukur kita atas nikmat makanan yang diberikan.
Meskipun makan sambil berbicara diperbolehkan dalam Islam, yang paling penting adalah kita tetap menjaga adab dan sikap kita selama makan. Makan bukan hanya tentang memuaskan rasa lapar, tetapi juga tentang meresapi nikmat Allah dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
Dengan berbicara dengan niat yang baik, menggunakan kata-kata yang bijak, dan tidak mengganggu orang lain, kita dapat memastikan bahwa makan sambil berbicara menjadi momen yang penuh berkah, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang-orang di sekitar kita.
Secara keseluruhan, Islam tidak melarang makan sambil berbicara, tetapi menekankan agar kita selalu menjaga adab dan perilaku kita. Makan sambil berbicara boleh dilakukan, asalkan percakapan itu membawa manfaat, berbicara dengan cara yang baik dan sopan, serta tidak mengganggu adab makan. Dengan mengikuti ajaran-ajaran ini, kita dapat menikmati makanan dengan penuh syukur dan tetap menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama. []Juliana Setefani