Al Muhtada.org –Ketika Rassullah masih hidup, datang dua sahabat menemui Rasulullah lalu berkata, “Ya Rasulullah saya lapar, belum makan, tidak ada makanan di rumah kami”. Lalu mereka pun mengangkat bajunya dan terlihatlah dua batu yang diikat diperutnya untuk menyangga lapar. Saat mereka berkata seperti itu, nabi hanya diam lalu kemudian mengangkat bajunya dan menampilkan ada tiga batu yang terikat yang berarti nabi juga sedang menahan lapar.
Salah seorang sahabat bernama Jabir yang melihat hal itupun merasa sedih dan kasihan. Jabir lalu berpamitan kepada Rasulullah SAW untuk pulang ke rumahnya terebih dahulu. Sesampainya di rumah, Jabir langsung menemui istrinya dan menceritakan apa yang ia lihat tadi, “Wahai istriku, sesungguhnya aku telah melihat sesuatu yang menyedihkan dari nabi”. Sang istri pun menanggapi dengan bertanya “Apa itu wahai suamiku?”. “Tadi aku melihat nabi mengikat batu di perutnya untuk menahan lapar. Apakah kita punya makanan di rumah?” Sang istri lalu bekata, “Sesungguhnya kita masih memiliki simpanan satu sak gandum dan satu ekor kambing kecil di samping rumah. Dari gandum bisa dibuat roti dan kambingnya dibuat gulai. Undanglah Rasulullah dan beberapa sahabat saja untuk makan di rumah”
Jabir pun kembali menemui Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya memiliki sedikit makanan, ada roti dan gulai kambing yang sekiranya cukup untuk makan tiga hingga empat orang”. Tak disangka, Rasulullah langsung pergi naik ke atas batu dan berteriak, “Wahai kaum Muhajirin dan Anshor, kalian semua diundang oleh Jabir untuk makan di rumahnya”. “Ya Rasulullah, semuanya kita undang?” tanya Jabir. Rasul pun menjawab, “Iya, Jabir.”
Jabir lalu kembali ke rumahnya. Namun sebelum ia pulang, Rasul berpesan supaya makanannya jangan disentuh sama sekali. Sesampainya di rumah, Jabir menceritakan apa yang dilakukan Rasulullah tadi, “Wahai istriku, sesunguhnya kita telah dipermalukan oleh Rasulullah. Rasul mengundang semua kaum Muhajirin dan Anshor untuk makan di rumah kita yang berjumlah sekitar seribu orang”. “Bukankah tadi aku bilang untuk mengundang hanya tiga sampai empat orang saja, apakah makanan kita nantinya cukup”. “Rasul juga berpesan supaya makanannya jangan disentuh sama sekali”, ucap Jabir.
Beberapa waktu kemudian datanglah Rasulullah bersama rombongan kaum Muhajirin dan Anshor ke rumah Jabir. Rasul bertanya, “Dimana makanannya?”. “Ini, ya Rasul”, jawab Jabir dan istrinya.
Rasulullah lalu memeintahkan istri Jabir untuk memanggil habazah atau perempuan pembuat roti. “Ya Rasulullah, kami hanya ada gandum segini, saya buat sendiri juga bisa” ucap istri Jabir. “Tidak, panggil habazah. Nanti kalau habazah sudah datang, adonan gandum itu kasih ke mereka, dan jika sudah jadi berikan pada Jabir. Jika sudah menjadi roti matang nanti berikan padaku” perintah rasul.
Rasulullah juga meminta orang – orang untuk masuk secara bergantian yaitu sepuluh orang tiap sesinya. Sepuluh orang yang masuk itu, mereka akan makan sampai kenyang dan semisal belum kenyang maka boleh nambah hingga mereka kenyang. “Wahai Jabir, ini masih ada makanan, makanlah bersama istri dan anak-anakmu, dan bagikan ke tetangga di sekitarmu.”
Dengan izin Allah, makanan yang mereka anggap sedikit ternyata bisa membuat seluruh kaum Muhajirin dan Ansor kenyang. Wallahu A’lam Bishowab.[]Alya Rosadiana
Editor: Ahmad Firman Syah