Kisah Nabi Syuaib a.s dan Kaum Madyan

(freepik.com- almuhtada.org)

Al Muhtada.org – Kaum Madyan merupakan kaum keturunan bangsa Arab yang tinggal di kota Maan. Saat ini daerah itu terletak di perbatasan Syam dan Suriah. Sebagian penduduknya bekerja sebagai pedagang atau petani. Hal ini karena tanah di sana subur sehingga mudah untuk ditanami berbagai macam tumbuhan. Sebagian besar penduduk Madyan menyembah pada poho Aika, sebuah pohon yang berukuran besar dan berdaun lebat. Kepercayaan ini sudah ada sejak zaman dahulu.

“Ya Aika yang Maha Agung, lindungilah kami semua, limpahkanlah rahmatmu” teriak para jamaah secara serempak mengikuti ucapan sang pemimpin. Mereka semua termasuk dalam golongan orang orang yang sesat.

Allah mengutus seorang nabi untuk membimbing kaum Madyan kembali pada ajaran agama yang benar. Dia adalah nabi Syuaib as, seorang pemuda yang soleh, ramah dan juga tampan. “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali lagi tiada Tuhan bagimu yang layak disembah selain Dia”eru nabi Syuaib. Namun tidak ada seorangpun yang menghirakan seruan tersebut, mereka terus saja menyembah pada pohon Aika.

Kaum Madyan memang kaum yang sering berbuat dosa. Salah satu kebiasaan mereka adalah suka menipu. Setiap kali musim panen tiba para pedagang kaya akan membeli segala macam hasil tani dengan harga yang murah. “Aku bersedia membeli semua hasil panenmu, tapi jangan minta harga yang tinggi” ucap saudagar kaya. “Tapi tuan, lihatlah semua sayur dan buah ini sega sekali tidak ada duanya tentu saja harganya lebih mahal” tawar sang pedagang. Sudagar kaya tersebut menjawab “kamu kan tahu sendiri semua petani menjual barang yang sama. Kalau kamu tidak mau aku akan beli dari petani lain”, dengan terpaksa sang petani pun menjual hasil panennya dengan harga murah.

Baca Juga:  Kisah Abdurrahman bin Auf yang Menolak Mengandalkan Harta Warisan

Setelah berhasil membeli dengan harga murah, para pedagang yang licik itu akan menjualnya kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi. “Hahaha, aku memang cerdas. Semua bahan pokok ini berkualitas bagus tentu bisa aku jual dengan harga yang jauh lebih tinggi”

Perbuatan buruk kaum Madyan tidak hanya sampa di situ. Dalam menjual barang-barang pun mereka selalu melakukan kecurangan seperti megurangi timbangan yang sudah menjadi kebiasaan yang melekat. Dengan cara yang curang itu mereka bisa memperoleh keuntungan besar. Semua bentuk kecurangan ini membuat semua orang kaya semakin kaya dan orang miskin terus miskin.

Nabi Syuaib menentang segala kecurangan tersebut. Dia berkata, “janganlah engkau kurang takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku khawatir kepadamu akan azab dari Allah” kaum Madyan merasa tersinggung dan marah dengan teguran itu. “Apakah tuhanmu melarang kami untuk berbuat apa saja padahal itu adalah harta kami?” ucap kaum Madyan. Nabi Syuaib kembali menyerukan agar mereka berhenti berbuat curang, merampas hak orang lain dan menindas kaum yang lemah. Dia menceritakan tentang kisah kaum nabi Nuh, nabi Luth, dan kaum lainnnya yang terkena azab karena tidak mau beriman pada Allah swt. Namun kaum Madyan terus menerus menyangkal “Hai syuaib, apakah agamamu yang menyuruh kami meninggalkan apa yang disembah bapak-bapak kami” “padahal engkau salah satu dari kami, tetapi kenapa selalu saja ingin mengatur dan membatasi kami?” Pertanyaan pertanyaan lain muncul silih berganti dan kelamaaan berubah menjadi hinaan.

Baca Juga:  Menuntut Ilmu Itu Capek, Tapi Lebih Perihnya Kebodohan, Hikmah dari Imam Syafi'i

Bukan hanya mengancam, mereka juga menentang nabi Syuaib bahwa ia adalah utusan Allah. “Di mana azab itu? Di mana siksaan yang dijanjikan itu? Mengapa belum datang juga?” ucap mereka.

Nabi Syuaib pun berdoa pada Allah “ya tuhan kami berilah Keputusan kepada kami dan kaum kami dengan adil. Engkaulah sebaik baiknya sang pemberi keputusan.” Allah menjawab doa nabi Syuaib dan meyuruhnya pergi bersama pengikutnya meninggalkan kaum Madyan karena azab dari Allah akan segera datang.

Kaum Madyan merasa bahagia melihat nabi Syuaib pergi meninggalkan kota mereka. Mereka pun bergembira merayakan kmenangan itu. Namun mereka semua tidak mengetahui bahwa azab yang pedih telah menunggu. Allah mengirinkam udara yang sangat panas, danau dan sungai mengering dalam sekejab, sumur pun sudah tidak berair lagi, perlahan lahan tanah pertanian mengering dan gagal panen terjadi di mana mana, bahkan ternak pun mati.

“Kapan hujan akan turun, aku sungguh tidak tahan lagi, panas ini sungguh menyiksa” Tidak lama kemudian awan hitam menggulung menutupi langit kota Madyan, orang orang pun berhamburan keluar rumah karena mengira bahwa awan hitam itu akan menurunkan hujan. Sesaat kemudian gumpalan gumpalan api yang sangat panas jatuh dari awan hitam tersebut mengenai orang orang yang berkerumun di bawahnya. Gumpalan api itu sangat panas dan membkar apa saja yang meyentuhnya. Semua orang berteriak meminta pertolongan, mereka berlari ke segala arah untuk mencari tempat berlindung namun tidak ada lagi tempat yang aman bagi mereka.

Baca Juga:  Simak, Kronologi Peristiwa Isra Mi’raj dan Peristiwa Mengerikan yang Dilihat Rasulullah!

Suara gemuruh yang sangat keras terdengar seperti ribuan guntur. Tiba tiba saja tanah bergetar dan berguncang dengan dahsyat, sungguh bencana yang sangat besar. Tidak ada satupun orang yang selamat. Mereka yang selalu berbuat curang, menentang nabi Allah, dan ingkar terhadap Allah tertimbun untuk selamanya. Itulah hukuman dari Allah untuk kaum Madyan.

Dari kisah tersebut dapat diambil peljaran bahwa kejujuran, keadilan, dan iman kepada Allah adalah kunci keselamatan, sedangkan kecurangan dan kesesatan pasti akan berujung pada kehancuran. [] Alya Rosadiana

Related Posts

Latest Post