Ketika Hasil Tidak Sesuai Pilihan, Tetapi Tepat Menurut Takdir

Suasana kebersamaan organisasi (dokumen pribadi - almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam sebuah proses perjalanan organisasi, tidak semua hal selalu berjalan sesuai dengan rencana awal. Ada seseorang yang mendaftarkan diri pada sebuah organisasi dengan penuh harapan. Ia diberikan kesempatan untuk memilih dua divisi yang menurutnya paling sesuai dengan minat dan kemampuannya. Ia menunggu pengumuman dengan keyakinan bahwa setidaknya satu dari dua pilihan itu akan menjadi tempatnya berproses.

Namun hasil pengumuman berkata lain. Ia tidak diterima di kedua divisi yang ia pilih, tetapi justru ditempatkan di divisi lain yang bahkan tidak pernah ia pertimbangkan sebelumnya. Pada awalnya, perasaan kaget dan bingung muncul secara bersamaan. Ada rasa bertanya-tanya tentang alasan di balik keputusan tersebut. Di sisi lain, ia tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan bergabung dengan organisasi yang selama ini dikenal luas dan memiliki reputasi baik.

Seiring berjalannya waktu, ia mulai menjalani perannya di divisi yang tidak pernah ia pilih. Ia mengikuti alur kepengurusan, belajar memahami tugas-tugas divisi, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Tanpa disadari, satu periode berlalu, dan amanah yang lebih besar pun datang. Ia dipercaya untuk memimpin divisi yang dahulu bukan menjadi pilihannya.

Pada titik inilah pemahaman baru mulai tumbuh. Saat menjalani proses perekrutan anggota, ia merasakan langsung bagaimana divisi tersebut ternyata sepi peminat. Ia mulai menyadari bahwa penempatan dirinya di divisi itu bukan tanpa alasan. Ada kepercayaan yang diberikan karena ia dianggap mampu menjalankan tanggung jawab yang tidak banyak orang ingin ambil. Kesadaran ini mengajarkan bahwa tidak semua hasil yang berbeda dari pilihan adalah bentuk kegagalan, melainkan bisa jadi bentuk kepercayaan. Allah mengingatkan dalam firman-Nya:

Baca Juga:  Malaikat Tanpa Sayap

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَࣖ ۝٢١٦

Artinya: “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat 216)

Ayat di atas menegaskan bahwa manusia seringkali menilai sesuatu dari sudut pandang keinginan, sementara Allah menetapkan sesuatu berdasarkan kebaikan yang lebih luas.

Perjalanan kepengurusan yang dijalani bersama anggota divisi perlahan membentuk ikatan yang kuat. Proses memilih anggota bukan lagi sekadar mencari orang yang mau bergabung, tetapi mencari mereka yang siap belajar dan bertanggung jawab. Anak-anak divisi yang terpilih menunjukkan komitmen dan kesungguhan dalam menjalankan peran mereka masing-masing.

Waktu yang dilalui bersama menghadirkan berbagai cerita. Ada canda, ada lelah, ada perbedaan pendapat, dan ada proses saling menguatkan. Divisi yang pada awalnya dianggap sepi peminat justru tumbuh menjadi ruang yang hangat dan bermakna. Setiap anggota bukan hanya rekan kerja, tetapi menjadi bagian dari keluarga kecil yang saling mendukung dalam senang dan sulit.

Kebersamaan ini mengajarkan bahwa nilai sebuah divisi tidak diukur dari jumlah peminatnya, tetapi dari kualitas hubungan dan keikhlasan orang-orang di dalamnya. Rasa memiliki dan tanggung jawab tumbuh karena adanya kepercayaan dan kepedulian satu sama lain.

Baca Juga:  Jodoh Adalah Takdir, Allah SWT yang Merencanakan

Perjalanan ini memberikan pelajaran bahwa tidak semua jalan yang kita pilih akan membawa kita pada tujuan yang terbaik. Terkadang, Allah menempatkan kita di jalan yang tidak kita rencanakan agar kita menemukan makna, tanggung jawab, dan keluarga yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Di sanalah, seseorang belajar bahwa takdir Allah sering kali jauh lebih tepat daripada pilihan manusia. [] Miftahudin

Related Posts

Latest Post