Memahami Dua Jenis Takdir: Keseimbangan antara Tawakal dan Usaha Maksimal

Usaha adalah suatu kewajiban, sementara tawakal adalah ketenangan (freepik.com – almuhtada.org)

 Almuhtada.org – Takdir ialah keputusan Allah Swt. yang telah ditentukan sejak zaman awal di Lauhul Mahfuzh, sebagai bagian dari Rukun Iman yang keenam.

Memahami Konsep Takdir yang Dapat Diubah

Sering kali kita mempertanyakan apakah ketetapan yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepada makhluk-Nya dapat diubah.

Dalam ajaran Islam, istilah untuk penetapan ini dikenal dengan Qada dan Qadar. Qada merujuk pada ketetapan universal Allah yang tidak tergantikan, sementara Qadar adalah realisasi dari ketetapan tersebut.

Hal ini diperkuat dengan sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahih Muslim, Buku Qadar, yang menyatakan: Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Allah telah menentukan takdir semua makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. ‘ Beliau juga bersabda: ‘Dan Arasy-Nya berada di atas air’. ” [1]

Hadis ini menyampaikan bahwa takdir telah tertulis di Lauhul Mahfuzh sejak 50. 000 tahun yang lalu.

Kita sebagai manusia tidak dapat membayangkan betapa Agung dan Berkuasanya Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita bersyukur dan merawat bumi ini dengan baik.

Sebenarnya, umat Islam percaya pada dua jenis takdir, yang pertama adalah Takdir Mubram dan yang kedua adalah Takdir Mu’allaq.

Takdir Mubram

Takdir Mubram adalah suatu keputusan dari Allah Swt. yang bersifat tegas atau tidak dapat dirubah oleh manusia.

Baca Juga:  Kenapa Harus Aku, Ya Allah?

Contohnya meliputi kematian (waktu dan tempatnya), kelahiran (asal, waktu dan tempat awal lahir), dan jenis kelamin.

Menerima Takdir Mubram adalah manifestasi dari iman terhadap Qada dan Qadar.

Takdir Mu’allaq

Takdir Mu’allaq merupakan keputusan yang masih memungkinkan untuk diupayakan oleh manusia, yang dikenal sebagai ikhtiar (usaha) dan doa. Contohnya termasuk rezeki, kesehatan, kesuksesan, dan jodoh (usaha untuk mencarinya dan mempertahankannya).

Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. ” (QS. Ar-Ra’d: 11).

Keuntungan Beriman kepada Qada dan Qadar

  1. Penuh Optimisme dan Berani Berusaha: Karena hasil akhir adalah urusan Allah, kita tidak akan merasa takut untuk gagal dalam usaha (Takdir Mu’allaq).
  2. Kesabaran dan Penerimaan (Ridha): Saat mengalami bencana atau kegagalan yang tak terhindarkan (Takdir Mubram), kita menerimanya dengan hati yang lapang karena itulah ketetapan terbaik dari Allah.
  3. Terhindar dari Sifat Sombong dan Putus Asa: Kita tidak bersikap sombong saat berhasil (karena semua berasal dari Allah) dan tidak berputus asa saat mengalami kegagalan (karena masih ada kesempatan untuk berusaha dan berdoa).

Dengan demikian, keyakinan pada Qada dan Qadar bukan merupakan ajakan untuk bersikap pasif, melainkan merupakan pendorong yang kuat untuk bertindak.

Keyakinan ini mengajarkan kita untuk menjadi hamba yang optimis, berani berusaha tanpa rasa takut akan kegagalan, dan sekaligus sabar serta bersyukur atas setiap hasil yang telah ditetapkan oleh-Nya.

Baca Juga:  Wajib Tahu! Kisah Inspiratif sang Penuntut Ilmu Sepanjang Zaman: Abdullah bin Abbas

Mari kita nikmati hidup dengan semangat untuk berusaha maksimal, disertai doa yang tulus, dan diakhiri dengan penyerahan diri sepenuhnya, karena dalam keseimbangan antara usaha dan tawakal inilah terletak keindahan dan hikmah dari ketetapan Allah Swt. [] Azizah Fiqriyatul Mujahidah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Posts

Latest Post