Mengapa Kita Harus Naik Gunung? Yuk Temukan Hikmah dan Faedahnya dalam Islam!

Keindahan pemandangan di atas Gunung Andong pada siang hari. (dokumen pribadi-almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam beberapa tahun terakhir trand naik gunung semakin digemari para remaja. Bahkan banyak juga yang menjadikan aktivitas satu ini sebagai hobi, ajang mencari ketenangan dari penatnya aktivitas keseharian seperti belajar oleh para pelajar, atau bekerja oleh para pekerja.

Namun dibalik itu semua, apakah mendaki gunung hanya sekadar aktivitas fisik dan hiburan belaka? Ataukah ada hikmah dan faedah yang lebih dalam? Terutama jika kita memandang dalam sudut pandang Islam. Yuk simak artikel berikut ini!

Gunung dalam Islam adalah simbol Kekuasaan Allah

Salah satu ciptaan yang disebut dalam Al-Quran untuk menunjukkan Kebesaran Allah adalah gunung. Allah subhanahu wataala berfirman dalam Quran Surah An-Naba ayat 6-7, yang berbunyi:

اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ ۝

وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ ۝

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?”

Ayat ini menunjukkan bahwa gunung bukan hanya pemandangan indah, tetapi juga lambang kekuasaan dan keseimbangan bumi.

Dengan kita melihat gunung yang menjulang dan keindahan yang menawan, sebenarnya kita bisa melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan semakin bersyukur sehingga lebih mengingat dan senantiasa memuji-Nya.

Naik Gunung adalah sarana tadabbur

Dengan berada di alam terbuka dan jauh dari keramaian kota, bisa menjadikan hati kita lebih tenang.

Suara angin yang menyelimuti, kicauan burung yang mungkin tak ada henti, dan langkah kaki di tanah yang mengingatkan kita bahwa hidup ini sederhana. Sesederhana dan setenang itu.

Baca Juga:  Etika dalam Chat: Menjaga Hati dan Batas Interaksi agar Tak Menumbuhkan Harapan

Gunung adalah salah satu tempat paling baik untuk tadabbur untuk merenungi ciptaan-Nya sekaligus mensyukuri nikmat-Nya.

Kesunyian selama pendakian seharusnya bisa menjadi  sarana ruang evaluasi diri, baik tentang arah hidup, kualitas ibadah, serta bagaimana hubungan kita dengan Allah selama ini.

Bukan sebaliknya, dengan mendaki gunung malah kita meninggalkan salat kita, naudzubillah!

Adapun faedah atau manfaat naik gunung dalam Islam antara lain:

  1. Melatih kesabaran dan keikhlasan

Pendakian gunung bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Terkadang jalannya terjal, cuaca tidak mendukung, dan bahkan tenaga terasa habis.

Mungkin tidak sedikit juga dari kita yang bertanya, apa sih manfaat naik gunung? Capek-capek mending tidur saja! Nah, justru di sinilah kita dapat melatih kesabaran.

Dalam mendaki, kita belajar bahwa hasil tidak akan kita dapatkan tanpa proses panjang yang melelahkan.

Bahkan mungkin, saat mendaki bersama-sama, kita bisa melatih cara meredam emosi. Karena terkadang ada teman kita yang bisa berjalan sangat cepat dan mungkin tidak mau menunggu.

Atau mungkin ada teman kita yang pelet bento (pendaki lelet bentar-bentar foto), meski sudah tahu ingin mendapat sunrise, eh sampai atas matahari sudah sempurna terbit.

  1. Mendaki gunung dapat melatih ketahanan fisik

Rasulullah salallahu alaihi wasalam bersabda:

Mukmin ynag baik adalah mukmin yang kuat dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”

Baca Juga:  Meresapi Makna Tanah dalam Al-Quran

Maksud dari hadist tersebut adalah kekuatan fisik merupakan salah satu amanah yang harus di jaga. Dengan mendaki gunung kita bisa melatih pernapasan, kekuatan otot, dan kesehatan tubuh.

Dan dari semua itu merupakan bentuk syukur karena menjaga tubuh adalah bagian dari amanah yang harusnya kita laksanakan.

  1. Menumbuhkan rasa syukur

Dari puncak gunung, sering kali kita menyaksikan pemandangan yang luar biasa.

Matahari terbit yang begitu cantik, hamparan awan yang indah, dan langit yang begitu luas yang membuat hati kita sadar bahwa kita hanyalah mahkluk kecil.

Dari hal tersebut seharusnya kita bisa memunculkan rasa syukur tanpa disuruh atau dipaksa meski oleh diri sendiri, karena kita telah melihat begitu indah ciptaan-Nya.

  1. Gunung sebagai tempat mencari keheningan jiwa

Sepanjang sejarah, banyak  nabi dan ulama mencari ketenangan di tempat yang tinggi. Nabi Musa Alaihi Salam. menerima wahyu di bukit Thur.

Rasulullah salallahu alaihi wasalam menyendiri di Gua Hira yang berada di Jabal Nur.

Hal ini dapat menunjukkan bahwa tempat tinggi dapat menjadi ruang kontemplasi mendalam bagi para hamba Allah.

Wallahu alam bissawab. Demikian artikel yang saya buat, semoga dapat bermanfaat. Yuk nanjak sekarang, jangan cuma wacana! [Rosi Daruniah]

Related Posts

Latest Post