Mari Bijak Menghadapi Sikap dan Perilaku yang Tidak Baik dengan Sabar dan Husnuzan

Ilustrasi seseorang yang sabar dalam menghadapi sikap temannya yang tidak mengenakan (freepik.com – almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam menjalani kehidupan dunia, tentu kita akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita akan menjumpai orang-orang dengan berbagai latar belakang.

Ada yang memiliki kepribadian ramah, murah senyum ketika berinteraksi dengan orang lain, ada juga yang kurang ramah, dan sebagainya.

Ketika berinteraksi dengan orang lain, terkadang ada satu dua momen yang membuat diri kita merasa kurang atau bahkan tidak nyaman untuk berinteraksi dengan orang tersebut.

Baik karena sikapnya terhadap kita yang tidak baik atau perkataan yang tidak begitu mengenakan untuk didengar.

Hal tersebut terkadang memicu rasa malas untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang-orang yang seringkali membuat diri sakit hati.

Sikap dan perkataan orang lain memang tidak bisa kita kontrol, karena kita tidak bisa mengendalikan orang lain untuk bersikap seperti apa yang kita inginkan.

Lantas, ketika ada seseorang bersikap tidak baik dan mengatakan sesuatu yang menyakiti hati, kita harus bagaimana?

  1. Sabar

Sabar menjadi sifat utama yang harus menyatu dalam diri seorang muslim, karena dengan bersabar kita dapat menjadi lebih kuat dalam menjalani ujian yang kian berganti.

Selain itu, kita juga dapat lebih bisa mengelola diri agar tidak mudah terbawa emosi ketika mendapatkan sikap dan perkataan orang lain yang tidak baik.

Rasulullah saw. bersabda:

Tidaklah seorang mukmin menjalin hubungan yang baik dengan saudaranya, kecuali dia telah sabar terhadap sifat buruk yang muncul dari saudaranya tersebut.” (HR. Tirmidzi)

Baca Juga:  Mengenal Sultan Muhammad Al-Fatih, Penakluk Konstantinopel

Hadits tersebut mengajarkan kepada kita bahwa, kesabaran menjadi kunci penting dalam berinteraksi.

Karena pada dasarnya setiap orang memiliki sifat baik buruknya masing-masing. Hubungan kita dengan orang lain dapat terjalin dengan baik ketika kita bisa sabar menghadapi sikap buruk orang tersebut.

 

  1. Bersikap Husnuzan

Husnuzan berarti berprasangka baik. Sebagai seorang muslim, tentu kita harus memiliki prasangka baik terhadap sesuatu.

Allah Swt. berfirman:

يٰٓااَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ (١٢)

Artinya:“Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa, kita harus menjauhi prasangka buruk terhadap sesuatu.

Ketika kita mendapatkan sikap dan perkataan orang lain yang tidak mengenakan hati, kita harus tetap berprasangka baik kepada orang tersebut. Bisa jadi sikapnya yang seperti itu karena dia sedang lelah menjalani hari atau hal lainnya.

Itulah dua sikap yang harus selalu kita lakukan kepada orang lain, meski orang tersebut bersikap tidak baik. Mari belajar bersama untuk membiasakannya ya![] Nayla Syarifa

Baca Juga:  Rahasia di Balik Julukan Pulau Seribu Masjid di Lombok

Related Posts

Latest Post