almuhtada.org – Cinta merupakan sebuah elemen yang begitu dekat dengan kehidupan makhluk di dunia. Kehadirannya membawa angin segar lagi teduh di sela-sela gonjang-ganjing kehidupan. Ia begitu dekat dengan manusia, bahkan sebelum manusia dilahirkan di dunia. Ia begitu dekat sehingga konsep-konsepnya tidak banyak ditelisik manusia. Dalam karyanya yang monumental, Fiihi ma Fiihi, Rumi dengan lembut membeberkan apa itu cinta dan bagaimana dengan cinta.
Hakikat Cinta
Cinta merupakan sesuatu yang lahir jauh sebelum Tuhan menciptakan alam semesta. Untuk itulah, Rumi menganggap cinta sebagai kekuatan paling dasar dalam perjalanan tiap-tiap benda dan penghidupan di alam semesta, ialah yang bertanggung jawab atas setiap pengalaman evolusi alam yang awalnya anorganik yang rendah menuju pada tingkatan yang tertinggi. Ialah alasan dunia bergerak, segalanya berputar karena cinta. Ia hadir dalam setiap tumbuhan yang sedang bertumbuh, hewan yang beranak pinak, bahkan dalam tiap perjalanan partikel kecil di alam semesta.
Namun, ia juga dianggap oleh Rumi sebagai sesuatu yang dapat menjadi sebuah perangkap bagi jiwa manusia yang dapat menghilangkan jiwa-jiwa tersebut dengan segala kekuatannya dalam memengaruhi hati, entah merapuhkannya atau membuatnya kuat. Semua ini merupakan ujung dari awal perjalanan cinta yang luasnya mengalahkan hamparan samudera dan tidak seorangpun dapat menyentuh ujungnya di sisi yang lain, tidak bahkan untuk orang yang telah mati sekalipun.
Dalam sebuah riwayat, Rumi pernah bertanya kepada cinta, tentang apa itu dirinya yang sebenarnya. Cinta kemudian menjawab bahwa dirinyalah yang orang-orang sebut sebagai keabadian dan keindahan dalam hidup. Dirinya ialah api dari hati yang terbakar, dan air dari mata yang basah. Ia berdiri kokoh di luar jangkauan akal manusia.
Cinta merupakan aset yang terlampau berharga bagi alam semesta, tak serta merta diberikan kepada makhluk hidup belaka. Cinta itu bersifat universal yang muncul ketika Tuhan sedang mengungkapkan keindahan diri-Nya pada semesta sehingga mustahil bagi cinta untuk diungkapkan begitu saja dan tidak akan cukup untuk dipuji.
Kata Rumi, adalah cinta yang menjadi api yang membakar semangat para pengelana cinta yang semakin jauh tapak kaki dijejakkan, maka akan berbanding lurus dengan besarnya kebahagiaan yang ia dapatkan. Karena cinta merupakan sesuatu yang tak terbatas.
Cinta merupakan api yang setiap kobarannya mampu melahap segala hal yang ada di depannya kecuali sang kekasih. Karena itu, cinta kepada ilahi dapat menjauhkan diri dari sifat syirik dan mengangkatnya menuju tingkatan tauhid tertinggi.
Manifestasi Cinta
Dirinyalah duka, penyakit, penjara, dan kesombongan yang padu menggerogoti kehidupan setiap makhluk, namun terkadang ia begitu baik dengan mengubah segala hal tersebut menjadi sesuatu yang manis, menjadi obat dari segala penyakit, termasuk kesombongan serta ego, sehingga jiwa pecinta menjadi luhur dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
Ialah misteri ilahi yang dengan segala kekuatannya merubah dirinya menjadi penunjuk arah yang membimbing segala makhluk menuju sang kekasih, kepada Tuhan yang Maha Agung, tidak peduli seberapa jauh makhluk melangkah kaki menjauhkan diri.
Cinta menjadi sayap, sebuah simbol kebebasan yang mampu meringankan segala beban dari pundak makhluk di bumi menuju angkasa. Cinta membawa para pecintanya ke dalam keadaan mabuk, di mana ia merasakan sebuah keintiman yang luar biasa, melampaui batas-batas fisik.
Cinta merupakan kekuatan yang feminim, karena cintalah manusia wujud di alam semesta, ialah ibu yang abadi yang welas asih dalam merawat anak-anaknya. [] Moh. Zadidun Nurrohman











