almuhtada.org – Hampir setiap dari kita pernah berada di titik jenuh, tugas menumpuk, deadline berkejaran, dan waktu istirahat terasa tak cukup. Tekanan itu nyata, dan sering kali membuat kita ingin menyerah. Namun sejatinya, bukan banyaknya tugas yang membuat lelah, melainkan cara kita menanggapinya.
Dalam setiap kepenatan, ingatlah pesan Allah dalam firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sungguh, bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah [94]: 5–6)
Ayat ini bukan sekadar penenang hati, melainkan janji Allah SWT bahwa di balik setiap ujian selalu tersimpan peluang untuk kita bisa menghadapinya dan bertumbuh darinya. Allah tidak menjanjikan hidup tanpa kesulitan, namun Allah menegaskan bahwa setiap kesulitan tak akan datang sendirian akan selalu ada kemudahan yang menyertainya.
Maka, saat hati mulai penat dan kepala terasa berat. Kamu bisa melihat bahwa mungkin bukan tugasnya yang langsung bisa kamu atasi dan selesai dengan sempurna, tapi dari situ kamu bisa merasakan bahwa hatimu sedang dikuatkan untuk menghadapi hal sulit lain kedepannya.
Menyiram Pikiran dengan Pikiran Positif
Positive vibes bukan berarti memaksa diri untuk selalu ceria, melainkan menanamkan cara pandang yang optimis. Daripada berkata, “Aku tidak sanggup,” ubahlah menjadi, “Aku sedang belajar menyanggupi.” Kalimat sederhana itu mengubah arah pikiran dari menyerah menjadi berproses.
Kebiasaan berpikir positif bukan membuat masalah lenyap, tapi menumbuhkan ketenangan. Tidak selalu karena tugas berkurang, melainkan karena diri menjadi lebih kuat menghadapi kenyataan.
Terkadang suasana hati tumbuh dari lingkungan tempat kita berakar. Oleh karenanya, bertemanlah dengan orang-orang yang menularkan semangat bukan yang menambah tekanan. Kelilingi diri dengan mereka yang mampu melihat sisi baik di tengah kesulitan, sebab energi positif itu menular.
Menemukan Tenang di Tengah Tekanan
Dalam perjalanan hidup, istirahat adalah bagian dari perjuangan. Menepi sejenak bukan tanda lemah, melainkan bentuk kasih pada diri sendiri. Berhentilah sejenak ketika hati mulai penat, bukan untuk menyerah, tapi untuk kembali bernapas.
Ambil jeda, hirup udara, dengarkan detak jantungmu yang masih berjuang. Itulah tanda bahwa kamu masih punya kesempatan untuk tumbuh, memperbaiki, dan melanjutkan langkah dengan semangat baru.
Tugas dan ujian mungkin tak pernah berhenti, tapi semangat positif bisa membuat langkah terasa ringan. Jadikan setiap lelah sebagai ladang pahala, setiap tumpukan tugas sebagai latihan kesabaran.
Ingatlah, bukan hanya nilai yang menentukan keberhasilan, tapi juga hati yang tetap bersyukur merupakan kunci ketercapaian. Hargai setiap prosesmu, karena setiap usaha sekecil apapun itu adalah bukti bahwa kita tetap memilih tumbuh saat dunia terasa berat. [] Rezza Salsabella Putri











