almuhtada.org – Cobalah mulai sekarang kita berhenti sejenak dari kesibukan kehidupan dan sangkaan dunia ini, terus bertanya dalam hati kita masing-masing.
Mengapa kasih sayang sesama manusia itu terasa sangat begitu indah, dan selama ini apakah kita bertanya mengapa Allah Swt, menitipkan rasa kasih sayang-Nya kepada kita sebagai manusia?
Oke sekarang lihat di sekeliling yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, misal contoh sederhananya di balik setiap sentuhan lembut seorang ibu kita sendiri.
Kemudian keikhlasan seorang guru dalam mengaji dan juga mendidik kita, atau kepedulian seorang teman atau sahabat yang selalu membantu kita, maka semua ini tersimpan rahasia besar dari Allah Swt. yaitu rahmat atau kasih sayang-Nya.
Sebuah hukum tetap atau sunnatullah yang menjadi sebab utama kehidupan di dunia ini terasa hangat, karena kasih itu berasal dan juga bersumber dari Allah Swt yang Maha Pengasih.
Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
“Allah menjadikan rahmat itu seratus bagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian dan menurunkan satu bagian ke bumi, sehingga makhluk saling berkasih sayang…” (H.R. Muslim)
Makna Rahmat atau Kasih Sayang: Sebuah Cahaya dari Allah Swt yang diturunkan ke Bumi
Kata rahmat berasal dari akar kata rahima-yarhamu yang berarti mengasihi, melindungi, dan juga menumbuhkan.
Kasih sayang adalah energi kehidupan yang Allah Swt. tanamkan di dalam hati manusia dalam menjalani hidup di dunia ini.
Yang merupakan pancaran sinar Ilahi yang menuntun akal kita sebagai manusia untuk berbuat kebaikan dan juga mendorong hati untuk lemah lembut terhadap sesama makhluk-Nya.
Contoh lain yang sangat dekat, ketika kita sebagai mahasiswa UNNES dan mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada saling tolong-menolong, teman kita yang kesulitan memahami pelajaran di kampus atau pun di pondok, akan sejatinya kita sedang menyalurkan rahmat Allah Swt.
Kemudian ketika seorang dosen selalu mengajar dengan penuh rasa sabar, meskipun lelah atau tak dihargai, maka sejatinya hal tersebut sedang menebar rahmat itu juga.
Bahkan ketika kita menahan lidah dari menyakiti orang lain dengan kata-kata yang ingin kita lontarkan, itu juga bentuk kasih sayang Allah Swt.
Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda: “Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Kasihilah penghuni bumi, niscaya penghuni langit akan mengasihimu pula.” (H.R. Abu Daud)
Begitulah hukum kasih sayang dalam sunnatullah, siapa yang memberi maka ia akan menerima. Dan siapa yang menebar kasih sayang, maka rahmat kasih sayang Allah Swt. akan kembali padanya dalam bentuk ketenangan yang menentramkan hati dan juga jiwa.
Kasih Sayang sebagai Jalan Hidup Seorang Mahasiswa
Menjadi mahasiswa bukan hanya sekadar menuntut ilmu di ruang kelas semata, akan tetapi juga belajar menjadi manusia yang berhati lemah lembut terhadap seluruh makhluk ciptakan Allah Swt.
Di tengah tumpukan tugas yang tiada habisnya, kemudian juga kegiatan rapat organisasi, dan ambisi akan cita-cita serta masa depan dengan usaha yang mati-matian.
Sering kali diri kita ini lupa bahwasanya rahmat kasih sayang menjadi fondasi segala pengetahuan.
Ilmu tanpa adanya kasih sayang hanyalah akan membeku di dalam kepala kita sendiri.
Akan tetapi ilmu yang disertai dengan rahmat akan menghidupkan hati sendiri dan juga memberi manfaat kepada sesama manusia.
Maka, bagi kita sebagai mahasiswa UNNES atau dimanapun kita belajar, maka rahmat kasih sayang bukan hanya nilai di hati semata, akan tetapi juga menjadi identitas diri kita masing-masing.
Kita belajar bukan untuk bersaing untuk mendapatkan nilai tinggi saja, melainkan untuk menjadi sumber cahaya di lingkungan sekitar kita.
Rahmat Kasih Sayang Itu Ibarat Air
Bayangkan rahmat seperti air yang mengalir.
Ketika ia menetes ke tanah yang kering maka disanalah tumbuhlah kehidupan yang subur.
Namun ketika air itu ditahan dalam wadah dengan penuh rasa kesombongan, maka ia menjadi beku dan juga akan membusuk jika dibiarkan begitu saja.
Begitulah rahmat kasih sayang Allah Swt. di dalam hati kita sebagai manusia makhluk ciptaan-Nya.
Jika kita biarkan mengalir dalam bentuk hal-hal sederhana misal senyuman, sikap saling tolong-menolong, saling mendoakan dalam kebaikan, dan juga empati terhadap sesama makhluk Allah Swt. Maka kita sejatinya sedang menumbuhkan kehidupan yang damai di dunia ini.
Tapi apabila hati kita keras oleh sebab ego dan juga iri, maka rahmat kasih sayang itu akan berhenti, dan menyebabkan hati kita menjadi gersang.
Semoga rahmat kasih sayang kita tak terbatas hanya pada manusia saja, tetapi meliputi seluruh makhluk ciptaan Allah Swt.
Maka dari itu, mengasihi sesama manusia itu menjadi refleksi dari cinta kita kepada Allah Swt.
Jadilah Jembatan Penghubung Rahmat Kasih Sayang di Dunia ini
Kasih sayang sejatinya merupakan nafas kehidupan yang asalnya bersumber dari rahmat Allah Swt.
Ia adalah sunnatullah yang menghubungkan antara langit dan juga bumi, yang menjadikan manusia saling menenangkan satu sama lain, bukan malahan saling menyakiti.
Terakhir, sebagai mahasiswa, marilah kita jadikan ilmu bukan sekadar bekal karir semata, akan tetapi juga menjadi jembatan jalan penghubung untuk menebarkan kasih sayang dimanapun kita berada. [] ALFIAN HIDAYAT – Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada Angkatan 5.











