almuhtada.org – Kesabaran adalah salah satu sifat mulia yang menjadi kunci ketenangan hidup. Dalam Islam, sabar bukan sekadar menahan emosi atau diam menghadapi ujian, tetapi sebuah kekuatan hati untuk tetap teguh di jalan kebenaran meski keadaan tidak berpihak.
Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan sempurna dalam hal kesabaran. Beliau menghadapi berbagai ujian yang berat atau cemoohan, penghinaan, bahkan ancaman nyawa namun tetap membalasnya dengan kasih sayang dan kelembutan.
Sejak awal dakwahnya di Makkah, Rasulullah dituduh sebagai penyihir dan pemecah belah masyarakat. Beliau diusir, dilempari batu, bahkan dicaci oleh kaumnya sendiri. Namun, tidak sekalipun beliau membalas keburukan dengan keburukan. Justru, beliau berdoa agar Allah memberi hidayah kepada orang-orang yang menyakitinya. Inilah wujud kesabaran sejati tidak hanya menahan marah, tetapi juga menumbuhkan kasih dalam penderitaan.
Dalam kehidupan modern, kesabaran menjadi semakin penting. Banyak orang mudah marah hanya karena hal kecil: kemacetan di jalan, komentar pedas di media sosial, atau masalah sepele di tempat kerja. Padahal, dengan bersabar, kita sedang menjaga diri dari perbuatan yang bisa menyesal di kemudian hari. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 153, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Ayat ini menjadi pengingat bahwa sabar bukan kelemahan, melainkan tanda kedewasaan spiritual.
Meneladani kesabaran Rasulullah dapat dimulai dari hal-hal kecil dalam keseharian. Bersabar menghadapi perbedaan pendapat, menahan diri ketika disakiti, atau menerima hasil yang belum sesuai harapan. Kesabaran juga menjadi kunci dalam menjaga hubungan sosial, karena tanpa sabar, mudah bagi kita untuk saling menyalahkan dan kehilangan empati.
Jika sifat sabar tertanam dalam hati setiap Muslim, niscaya akan lahir masyarakat yang tenang, berjiwa besar, dan saling menghormati. Rasulullah mengajarkan bahwa kesabaran bukan hanya menunggu waktu berubah, tetapi berjuang dengan hati yang lapang. Maka, marilah kita meneladani beliau dengan sabar dalam menghadapi ujian hidup, karena setiap kesabaran yang tulus pasti berbuah indah entah dalam bentuk keberkahan, kekuatan, atau kedekatan dengan Allah. [Berliana Salwa Auliya]











