almuhtada.org – Pada era yang serba cepat dan penuh tuntutan, kopi dan deadline seolah menjadi dua hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan banyak orang. Secangkir kopi dianggap teman disaat lembur, sementara deadline menjadi dorengan untuk tetap produktif.
Namun, dibalik semangat mengejar target dan produktivitas tinggi, banyak orang tidak menyadari bahwa gaya hidup semacam ini dapat menjadi sumber stress dan kecemasan yang serius.
Kopi, pada dasarnya memiliki kandungan kafein yang bisa meningkatkan fokus dan kewaspadaan. Tidak heran jika banyak pekerja, pelajar, atau bahkan professional kreatif menjadikannya bagian penting dari rutinitas. Namun, konsumsi kopi berlebihan dapat memicu efek samping seperti jantung berdebar cepat, hingga kecemasan berlebih.
Tubuh yang terus dipacu dengan stimulan tanpa waktu istirahat yang cukup lambat laun kehilangan keseimbangannya. Akibatnya, muncul kelelahan mental yang sering kali tidak disadari.
Di sisi lain, budaya “harus produktif” yang banyak berkembang di era modern juga memberikan tekanan tersendiri. Kita seolah dituntut untuk selalu sibuk, selalu berkarya, dan tidak boleh berhenti.
Fenomena ini dikenal dengan istilah “hustle culture” yaitu budaya yang mengagungkan kerja keras tanpa jeda. Padahal, produktivitas yang berlebihan justru bisa menggerogoti kesehatan mental. Ketika seseorang terus bekerja tanpa memberi ruang untuk istirahat, rasa cemas, mudah marah, dan kehilangan motivasi bisa muncul.
Menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting. Produktif tidak harus berarti bekerja tanpa henti, dan istirahat bukan tanda kemalasan.
Mengatur waktu kerja, mengurangi konsumsi kafein, serta memberikan waktu bagi diri untuk beristirahat adalah langkah kecil yang berdampak besar. Selain itu, belajar untuk menerima bahwa tidak semua hal harus sempurna juga bisa membantu menurunkan tekanan batin.
Pada akhirnya, kopi dan deadline tidaklah salah. Keduanya bisa menjadi bagian dari gaya hidup modern yang dinamis. Namun, ketika keduanya mulai menguasai hidup dan membuat pikiran tidak tenang, saatnya untuk berhenti sejenak.
Produktivitas sejati bukan tentang berapa banyak hal yang kita kerjakan, melainkan bagaimana kita menjaga diri agar tetap sehat, baik secara fisik maupun mental. [] Isna Wahyu