almuhtada.org – Dalam hidup, setiap manusia pasti pernah sampai pada titik lelah. Ada masa di mana hati terasa penuh, pikiran sesak, dan kata-kata tak lagi mampu menjelaskan apa yang dirasakan. Saat dunia seolah menutup pintu, hanya ada satu tempat yang tak pernah menolak kedatangan kita yaitu tempat sujud. Karena di sanalah, segala duka bisa larut bersama air mata, dan segala luka disembuhkan oleh kasih sayang Allah.
Tak ada tempat menangis terbaik selain di atas tempat sujud. Sebab yang jatuh di sana bukan hanya air mata, tapi juga beban yang lama kita pikul. Di atas sajadah itu, setiap tetes air mata bukan pertanda kelemahan, melainkan bukti bahwa hati kita masih hidup, masih rindu, masih butuh, dan masih ingin dekat dengan Rabb-nya.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
كَلَّاۗ لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩ࣖ ١
“Sekali-kali tidak! Janganlah patuh kepadanya, (tetapi) sujud dan mendekatlah (kepada Allah)..” (QS. Al-‘Alaq: 19)
Sujud adalah bentuk tertinggi dari kerendahan hati. Di posisi terendah secara fisik, justru di situlah kita berada di titik paling dekat dengan Sang Maha Tinggi. Maka, menangislah dalam sujud, bukan karena kelemahan, tapi karena ingin kembali. Karena yang jatuh di sana bukan sekadar air mata, tapi juga cinta Allah yang menenangkan hati dan membersihkan jiwa.
Rasulullah sendiri sering menangis dalam sujudnya. Dalam satu riwayat disebutkan, beliau menangis hingga janggutnya basah oleh air mata, karena begitu takut dan rindu kepada Allah. Padahal beliau adalah manusia yang sudah dijamin surga. Jika Nabi yang mulia saja menangis dalam sujud, bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan kekhilafan?
Dalam Al-Qur’an, Allah juga berfirman:
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS. Al-Isra: 109)
Kadang manusia mencari tempat untuk menenangkan diri, ada yang berkeluh kesah pada teman, menulis di media sosial, atau memendam dalam diam. Namun tak ada tempat yang lebih aman, lebih hangat, dan lebih menenangkan daripada lantai sajadah. Di sana, tak ada penilaian, tak ada penghakiman, hanya ada Allah yang mendengar, memahami, dan menghapus air mata dengan rahmat-Nya.
Sujud adalah bahasa tanpa suara, doa tanpa kata, dan permohonan yang paling jujur dari lubuk hati terdalam. Maka, jangan malu menangis di hadapan-Nya, karena bisa jadi itulah cara Allah menyembuhkan luka yang tak terlihat. Dan percayalah, setiap tetes air mata yang jatuh di tempat sujud tidak akan pernah sia-sia, karena ia akan berubah menjadi rahmat, ketenangan, dan cinta dari Sang Pencipta yang tak berkesudahan.
“Sesungguhnya Allah dekat dengan hamba-Nya yang berdoa.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Maka jika hari ini hatimu terasa penuh, kembalilah pada sajadahmu. Menangislah dalam sujud, karena di situlah kalian akan menemukan kedamaian yang tak bisa diberikan oleh dunia.
Penulis: [Fitri Novita Sari]