Tentang Sebab Luka Kita yang Masih Membekas, Mengapa Demikian?

Gambar Ilustrasi Luka yang Membekas (pinterest.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Luka kita masih berbekas, padahal sebetulnya sudah tidak sakit, padahal kita sudah melewati traumanya, mengapa demikian? Mungkin bekas luka itu punya peran, supaya orang lain bisa belajar dari cerita kita.

Luka kita masih berbekas. Meskipun waktu telah berlalu, dan sakitnya sudah tak lagi terasa, jejaknya tetap tertinggal di sana pada hati, pada ingatan, pada setiap sudut jiwa yang pernah dilanda badai. Padahal, sebetulnya kita sudah melewati masa-masa tersulit itu.

Trauma yang dulu membelenggu kini telah kita lampaui, seperti seorang pejalan yang akhirnya menemukan jalan keluar dari hutan gelap yang menakutkan.

Baca Juga:  Benarkah Allah Lebih Menyukai Amalan Ibadah yang Sedikit?

Tapi anehnya, bekas luka itu tak pernah benar-benar hilang. Ia tetap ada, mengingatkan bahwa kita pernah rapuh, pernah terjatuh, pernah merasa dunia runtuh di atas kepala. Awalnya kita berharap bekas itu akan pudar seiring dengan berjalannya waktu.

Namun, semakin kita menapaki hari, semakin kita mengerti, barangkali memang bekas luka itu punya peran. Bukan untuk menyakiti lagi, bukan untuk merenggut damai yang sudah kita rajut, tetapi untuk menjadi tanda bahwa kita pernah berjuang, pernah bangkit, dan kini kita berdiri lebih kuat dari sebelumnya.

Perlu kita ingat, bahwa setiap luka yang membekas menjadi lembar cerita yang bisa kita bagikan. Kita mulai menyadari, bahwa kisah tentang jatuh dan bangun kita dapat menjadi cahaya bagi mereka yang tengah tersesat. Bahwa mereka yang kini terluka bisa belajar dari perjalanan kita, bahwa luka itu memang menyakitkan, tapi bukan akhir dari segalanya. Bahwa di balik perihnya masa lalu, ada harapan yang menanti jika kita mau melangkah maju.

Kini, ketika seseorang datang dengan air mata yang sama seperti dulu pernah kita miliki, kita tak lagi hanya diam. Kita tunjukkan bekas luka kita, kita ceritakan bagaimana kita sembuh, bagaimana kita bertahan. Dan pada akhirnya, kita pun sadar, bahwa bekas luka itu memang tak perlu hilang, sebab darinya orang lain belajar, darinya kita saling menguatkan.

Baca Juga:  Asal Mula dan Alasan Dibalik Bulan-bulan Haram dalam Kalender Agama Islam

Bekas luka kita adalah saksi. Saksi tentang perjalanan panjang manusia dalam menyembuhkan luka, trauma, dan duka. Dan bukankah itu yang membuat kita tetap manusia? Bukan karena kita tak pernah terluka, melainkan karena kita memilih untuk terus berjalan meski pernah jatuh berkali-kali.

Penulis: Aisyatul Latifah

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post