ALMUHTADA.ORG – Baitul Maqdis adalah rumah milik kita, milik umat Islam yang seharusnya kita jaga karena aqidah keislaman membawa kita padanya.
Pembebasan Baitul Maqdis adalah tugas generasional. Generasi muslim harus sadar, mulai belajar, dan mulai peduli dengan upaya pembebasan Baitul Maqdis.
Dalam rangka proses pembebasan Baitul Maqdis yang pertama kali Rasulullah SAW lakukan adalah melakukan persiapan ilmu.
Kini kita muslim sebagai pemilik sah tanah Baitul Maqdis telah kehilangan. Iya kita kehilangan tanah, kita kehilangan rumah.
Rasulullah SAW mengingatkan bahwasannya pembebasan Baitul Maqdis bukan hanya tugas individu tetapi tugas generasi yang seharusnya diwariskan daripada orangtua-orangtua kita kepada kita dan tentunya dari kita kepada anak-anak kita.
Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan memberangkatkan Zaid ibn Haritsah pada Perang Mu’tah dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Usamah ibn Zaid (umur 17 tahun) untuk ekspedisi ke Syam.
Langkah awal untuk membebaskan dari kebrutalan penjajah adalah melalui mindset. Kata Prof. Abdul Fattah El-Awaisi, “Liberation of Mind before Liberation of Land”.
Yes dear, mindset. Pada Buku Baitul Maqdis For Dummies disampaikan bahwa upaya umat muslim untuk membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan Zionis adalah dengan terlebih dahulu membebaskan pemikiran dengan ilmu.
Setelahnya mempelajari secara utuh tentang Baitul Maqdis, membela dan berjuang karena paham ilmunya bukan hanya sekedar membela pada taraf kemanusiaan dan emosional belaka.
Sobat, pernahkah Anda bertanya mengapa muslimin yang sangat banyak saat ini tetapi Baitul Maqdis yang merupakan bagian dari kehormatan umat muslim itu sendiri belum kunjung bebas?
Jawaban singkat dari pertanyaan ini yaitu “Our Ummah is Sleeping and Not Reading.” Setidaknya itu salah satu kesimpulan dari pernyataan dari musuh yang menjadi cambuk buat kita agar sadar untuk learn, share & care Tugas Generasional pembebasan Baitul Maqdis.
Raja Louis IX yang merupakan pemimpin Perang Salib ke-7 mengatakan bahwa, “Kita tidak akan menang melawan mereka selama Islam masih bersemi di hati mereka. Eropa harus menempuh jalan lain yaitu jalan pemikiran dengan menebarkan keragu-raguan dan tafsir yang sesat di tengah umat Islam.
Mashe Dayan yang merupakan Menteri Pertahanan Z10N15 1SR43L 1967-1974 mengatakan bahwa, “Kamu tahu mengapa umat Islam sekarang kalah? Pertama, karena mereka tidak mau mengkaji agungnya sejarah. Kedua, karena mereka tidak mau merencanakan sesuatu dengan matang. Ketiga, karena mereka malas.”
Golda Mesir yang merupakan Perdana Menteri Z10N15 1SR43L mengatakan bahwa, “Ketika kami membakar masjid Al-Aqsha sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Aku takut bangsa Arab akan berbondong-bondong memasuki 1SR43L dari segala penjuru. Tapi ketika esok hari tiba aku baru tahu bahkan kami bisa berbuat apapun yang kami inginkan karena sebenarnya kami sedang berhadapan dengan umat Islam yang tidur.”
Jika musuh berkata seperti di atas, lantas kita sebagai muslim apakah sudah tersadarkan dan mau berusaha untuk terus berkontribusi untuk pembebasan Baitul Maqdis? Maukah kita berupaya mewariskan generasi pembebas Baitul Maqdis?
Ingatlah bahwa pembebasan Baitul Maqdis ini sangat penting bagi kita seluruh umat manusia di dunia.
Nasib seluruh umat Islam di dunia tergantung pada nasih Negeri Syam termasuk Baitul Maqdis.
“Jika penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian di seluruh dunia….. ”(HR Tirmidzi).
Shalahuddin Al Ayyubi pernah mengatakan bahwa pembebasan itu dimulai bukan dari kilatan pedang, tapi dari ilmu pengetahuan.
Mengutip dari Buku Baitul Maqdis For Dummies, persiapan ilmu inilah yang memakan waktu paling lama dalam pembebasan Baitul Maqdis (Persiapan: Ilmu, Politik, Militer).
So, sudah seharusnya mulai saat ini kita belajar, bagikan, dan peduli terkait Baitul Maqdis ya kan?! “Liberation of Mind before Liberation of Land, Learn History Repeat Victory!” [] RAUDHATUL JANNAHs