Baju Lebaran Paling Mulia Untuk Hasan dan Husein

Ilustrasi dua anak laki-laki sedang mengenakan baju lebaran untuk menyambut Idul Fitri (freepik.com - almuhtada.org)
Ilustrasi dua anak laki-laki sedang mengenakan baju lebaran untuk menyambut Idul Fitri (freepik.com - almuhtada.org)

Almuhtada.org – Menjelang hari raya Idul Fitri banyak dari kita yang antusias dengan membeli ataupun mempersiapkan baju lebaran untuk nantinya kita kenakan. Mengenakan baju baru saat menyambut hari kemenangan bukanlah suatu kewajiban, tetapi ia seolah telah menjadi tradisi yang ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia saja bahkan hal ini sudah ada  sejak zaman Rasulullah SAW.

Ibnu Syahr Asyub dari Al-Ridha yang dinukil oleh Hakim Al-Naisaburi dalam kitabnya Al-Amali menceritakan kisah tentang cucu Rasulullah yakni Hasan dan Husein yang berkaitan dengan baju lebaran. Kala itu hanya tinggal menghitung hari untuk merayakan hari kemenangan, akan tetapi kedua anak dari pasangan Syaidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah belum juga memiliki baju lebaran baru.

Hasan dan Husein yang mengetahui bahwa ternyata teman-teman seusianya di seluruh Madinah telah memiliki baju baru untuk merayakan Idul Fitri sedangkan mereka belum memilikinya murung dan merasa sedih. Hingga akhirnya mereka memberanikan diri untuk bertanya pada Ibundanya.

“Wahai Ibu, anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian lebaran kecuali kami. Mengapa Ibu tidak menghiasi kami?”

Sayyidah Fatimah yang mendengar pertanyaan putranya turut merasa sedih, sejatinya ia dan suaminya tak memilki cukup uang untuk membelikan baju baru lebaran untuk kedua putranya tersebut. Di situasi seperti itu, Fatimah menjawab dengan berkata “Sesungguhnya baju kalian masih di tukang jahit.”

Baca Juga:  Sunah-Sunah Hari Raya Idul Fitri, Apa Saja-kah Itu? Yuk Cari Tahu!

Waktu berlalu hingga tibalah malam hari raya atau yang kita kenal dengan malam takbiran. Di malam itu Hasan dan Husein gundah karena mereka tak juga melihat keberadaan baju lebaran yang mereka nanti-nantikan. Bertanyalah mereka pada sang Ibunda, mendengar pertanyaan kembali mengenai baju lebaran tersebut Fatimah kali ini tak dapat membendung air matanya, ia menangis sejadi-jadinya sebab tidak mempunyai uang untuk membelikan baju lebaran baru untuk kedua putra tercintanya.

Tidak lama berselang, terdengar suara ketukan pintu. Fatimah menghampiri seraya bertanya, “Siapa?”. Orang tersebut menjawab, “Wahai putri Rasulullah, saya adalah tukang jahit, saya datang membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu.”

Fatimah membukakan pintu, disana terlihat seseorang membawa sebuah bingkisan dan memberikannya kepada Fatimah. Dengan rasa penasaran, Fatimah membuka bingkisan tersebut. Ternyata di dalamnya terdapat dua gamis, dua celana, dua mantel, dua sorban, dan dua pasang sepatu hitam yang semuanya terlihat indah. Fatimah pun memanggil Hasan dan Husein lalu memakaikan baju tersebut kepada kedua putra kesayangannya itu.

Hasan dan Husein amat gembira, akhirnya baju lebaran baru yang mereka dambakan datang juga. Rasa bahagia melihat putranya kegirangan juga ada pada Fatimah, namun di dalam hati ia masih penasaran dengan sosok tukang jahit yang membawakan bingkisan itu. Karena ia tak pernah benar-benar memesan baju ke tukang jahit manapun.

Baca Juga:  Manfaat Tersembunyi Puasa Daud yang Jarang Kita Sadari

Kemudian datanglah Rasulullah SAW, beliau melihat kedua cucunya sudah rapi mengenakan pakaian baru yang indah. Dengan senang Rasulullah menggendong keduanya serta mencium mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Rasulullah bertanya kepada putrinya, “Apakah engkau melihat tukang jahit tersebut?”

“Iya, aku melihatnya.” Jawab Fatimah.

Kemudian Rasulullah menjelaskan, “Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan malaikat Ridwan sang penjaga surga.”

Mendengar hal itu, Sayyidah Fatimah kaget dan terus memuji Allah SWT. Ia sangat bersyukur dan bahagia melihat anak-anaknya juga bahagia. Dari kisah ini kita mendapatkan pembelajaran bahwa pertolongan Allah SWT itu terkadang datang dengan cara yang tak terduga, itu pula berlaku pada keluarga Rasulullah SAW.

Selain itu, ketika kita diberikan kemampuan untuk membeli baju lebaran baru patutlah kita bersyukur akan hal itu dan jika belum diberikan kemampuan untuk membeli yang baru janganlah bersedih percaya Allah telah menyiapkan sesuatu yang istimewa juga buatmu yang mungkin bukan berbentuk baju. Baju baru tatkala lebaran adalah bentuk rasa syukur, bukan kesombongan. Wallahu alam. [] Rezza Salsabella Putri

Editor : Juliana Setefani Usaini

Related Posts

Latest Post