Menemukan Ketenangan Hati Melalui Keikhlasan

Ilustrasi seseorang yang sudah ikhlas mengharap ridho allah tanpa berharap pada manusia (Canva AI - almuhtada.org)

almuhtada.org – Pernahkah kamu merasa gelisah, mudah kecewa, atau terus memikirkan apa yang orang lain katakan tentangmu? Banyak dari kita tanpa sadar menggantungkan semua kebahagiaan kepada penerimaan manusia, padahal mereka itu tidak selalu bisa memenuhi harapan yang kita inginkan.

Lalu, bagaimana agar hati kita tetap tenang menjalani kehidupan ini? Jawabannya ada dalam keikhlasan.

Ikhlas adalah ketika hati kita sudah tidak berharap pada siapa pun kecuali kepada Allah. Jika ingin merasakan manisnya keikhlasan kita harus terus berusaha. Sebab berharap kepada manusia hanya akan membawa sebuah kekecewaan, berbeda jika kita berharap kepada Allah pastinya akan membawa sebuah ketenangan. Allah itu tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.

Tanda seseorang telah benar-benar bergantung hanya kepada Allah adalah fokus hidupnya yang berubah. Ia lebih peduli untuk memperbaiki diri, melakukan amal sholeh, dan tidak menuntut pengakuan dari orang lain. Bukankah pujian manusia itu tidak bisa mengantarkan kita ke surga? Begitu juga, hinaan manusia tidak akan mengantarkan kita ke neraka. Jadi, mengapa kita harus sibuk memikirkan pandangan orang lain?

Ali bin Abi Thalib r.a. pernah berkata, “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup. Dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.” Sepahit apa pun kopi yang kita minum, masih lebih pahit rasanya jika kita berharap pada manusia. Jangan jadikan manusia sebagai tempat menggantungkan harapan, tapi jadikanlah Allah sebagai satu-satunya tempat berharap.

Baca Juga:  Makna Keikhlasan dan Cara Melatihnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Apa yang membuat seseorang tetap bertahan dan terus ingin maju meskipun hidup penuh ujian? Jawabannya adalah karena ia memiliki tujuan yang jelas. Jika tujuan hidup kita adalah mengharap ridha Allah, maka tidak ada lagi alasan untuk khawatir berlebihan.

Orang yang memiliki tujuan yang besar dan dalam jangka panjang tidak akan mudah goyah hanya karena masalah kecil. Itulah salah satu makna yang indah dari ikhlas yaitu menjadikan Allah sebagai titik tujuan kehidupan.

Sering merasa galau, sakit hati, atau kecewa? Mungkin karena itu yang menjadi tujuan hidup kita bukan Allah, melainkan manusia atau dunia. Semakin tinggi ekspektasi kita terhadap pengakuan, kedudukan, atau pujian dari orang lain, semakin besar pula kemungkinan kita merasakan kekecewaan.

Orang yang paling bahagia adalah mereka yang menjadikan Allah sebagai pusat hidupnya. Mereka tidak mudah goyah oleh komentar orang lain, karena yang mereka pedulikan hanyalah bagaimana Allah menilai mereka.

Allah Maha Teliti dalam perhitungan-Nya, Maha Sempurna dalam balasan-Nya. Dari sinilah keikhlasan akan tumbuh dan membawa ketenangan sejati. [] Miftahudin

Related Posts

Latest Post