Mengambil Hikmah dari Kehancuran Umat-Umat Terdahulu yang Ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an: Pelajaran Bagi Kehidupan Kita Sekarang Ini, Yuk Simak!

Potret Kitab Suci Al-Qur'an yang membahas sunnatullah mengenai kehancuran umat terdahulu sebagai pelajaran bagi manusia (dokumen pribadi - almuhtada.org)

Almuhtada.org – Pelajaran berharga dari kehancuran umat terdahulu sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an. Dengan gaya bahasa sederhana, pembaca diajak untuk merenungkan bagaimana sejarah umat yang meninggalkan petunjuk Allah dapat menjadi cerminan untuk kehidupan masa kini.

Setiap dari kita pasti ingin menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan dan juga keberkahan. Akan tetapi, sejarah dalam Al-Qur’an telah mencatat bagaimana kisah umat-umat terdahulu yang meninggalkan petunjuk Allah Swt. yang hancur dan juga menderita.

Kisah-kisah ini tidak hanya sekadar cerita belaka dan fiktif saja. Melainkan peringatan kepada kita semua agar manusia pada zaman sekarang ini tidak mengulangi kesalahan sama yang dilakukan orang-orang terdahulu.

Firman Allah Swt. dalam Kitab Suci Al-Qur’an telah jelas memberikan gambaran mengenai akibat meninggalkan petunjuk dan juga perintah-Nya.

Dalam Qur’an Surat Yunus ayat yang ke-13, ”Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak mau beriman. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.

Allah Swt. menyebutkan dari ayat di atas bagaimana umat terdahulu dihancurkan karena kezaliman yang mereka lakukan. Meskipun telah datang kepada mereka yaitu para rasul yang telah membawa petunjuk kepada jalan yang lurus.

Ayat di atas juga menggambarkan mengenai sunnatullah (hukum Allah Swt.) yang tidak akan berubah dari dahulu hingga akhir kehidupan dunia. Umat terdahulu yang telah menentang ajaran rasul utusan Allah Swt. dan juga terus-menerus berbuat kezaliman maka pada akhirnya dibinasakan.

Allah Swt. telah mengirimkan rasul kepada umat-umat terdahulu dengan bukti yang jelas dan juga nyata. Bukti tersebut berupa (mu’jizat atau wahyu) agar para umat terdahulu dapat memahami kebenaran dari Allah Swt. Namun, umat-umat terdahulu tetap menolak untuk beriman dan juga memilih kepada jalan kezaliman. Maka akibatnya, mereka menerima balasan dari Allah Swt. berupa kehancuran baik kehidupan di dunia dan azab di akhirat.

Baca Juga:  Keikhlasanpun membutuhkan kesabaran

Umat terdahulu contohnya seperti kaum ‘Ad, Tsamud, dan kaum Nabi Nuh yang dibinasakan akibat penolakan mereka terhadap kebenaran yang datang. Kemudian melakukan perbuatan zalim yang merujuk pada pengingkaran dan penyimpangan dari jalan Allah Swt., termasuk menyembah kepada selain Allah Swt.. Menolak wahyu dari para rasul mereka, dan juga menindas kepada sesama umat manusia.

Kemudian Allah Swt. mengirimkan utusan yaitu para rasul dengan membawa bukti dan tanda-tanda yang jelas agar umat-umat terdahulu dan umat manusia tidak mempunyai alasan untuk menolak dengan datangnya kebenaran yang dibawa oleh para rasul.

Karena sesungguhnya Allah Swt. Maha Adil dan juga memberikan balasan sesuai dengan apa yang telah diperbuat oleh manusia.

Contoh dalam kehidupan saat ini yaitu ketika kita sering melihat bagaimana keserakahan dan juga kezaliman yang merusak kehidupan di dunia. Misalnya  yaitu terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi yang dilakukan secara berlebihan.

Banyak hutan yang ditebang hanya untuk keuntungan semata saja. Tanpa melihat dan juga memperhatikan dampaknya terhadap ekosistem dan juga kehidupan generasi yang akan datang. Maka akibatnya, bencana alam seperti banjir dan perubahan iklim yang terjadi menjadi hukuman alam yang tidak bisa dihindari oleh manusia.

Ayat lainnya yaitu di dalam Qur’an Surat Qaaf ayat ke-36 yang artinya,

”Dan betapa banyak umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?”

Ayat diatas menjelaskan kepada kita semua bahwa banyak umat terdahulu yang mempunyai kekuatan besar di dunia. Akan tetapi mereka tetap tidak mampu untuk melarikan diri dari kehancuran yang datang kepada mereka. Hal tersebut memperingati kita bahwasanya kekuatan yang ada di dunia, seperti halnya kekayaan atau kemajuan teknologi tidak akan dapat menyelamatkan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah Swt.

Baca Juga:  Memaksimalkan Ibadah saat Puasa : Kunci Produktif di bulan Ramadan

Banyak umat-umat terdahulu yang lebih kuat dan maju dari umat Nabi Muhammad Saw. yang telah binasa karena mereka sombong dan berpaling dari Perintah dan Petunjuk Allah Swt. Mereka dahulu pernah menguasai banyak negeri dengan segala kekuatannya. Akan tetapi, pada akhirnya mereka tidak mampu untuk menghindari kehancuran ketika azab Allah Swt.. datang menimpa mereka.

Contohnya ada pada kaum Fir’aun, kaum ‘Ad, dan Tsamud yang telah dihancurkan karena kedurhakaan mereka kepada para rasul dan perintah Allah Swt., meskipun menguasi perkembangan teknologi, harta kekayaan, dan juga kekuatan militer. Jadi, umat-umat terdahulu jauh lebih kuat daripada umat Nabi Muhammad Saw., baik secara fisik ataupun teknologi. Akan tetapi mereka tetap tidak mampu melawan ketentuan dari Allah SWT.

Umat-umat terdahulu pernah mencapai puncak kejayaan dengan menguasai banyak wilayah, dan juga meninggalkan jejak kehidupan mereka berupa peradaban besar yang bisa kita temukan sekarang ini. Akan tetapi, tidak ada tempat satu pun yang mampu menyelamatkan mereka semua dari azab Allah Swt.. Walaupun mereka mencoba untuk berlindung dan juga melarikan diri.

Contoh dalam kehidupan sekarang ini yaitu banyak dari kita yang lebih mengandalkan akan kemajuan teknologi dan juga ekonomi, akan tetapi melupakan akan nilai-nilai moral dan juga ajaran agama Islam.

Bisa kita lihat bagaimana perbuatan korupsi yang merajalela, yang merugikan, dan juga menghancurkan akan kepercayaan masyarakat. Perbuatan fitnah, seperti ujaran kebencian yang terjadi dalam kehidupan nyata atau dunia maya yang mengakibatkan rusaknya hubungan antar umat manusia. Maka hal ini merupakan suatu bentuk kezaliman yang terjadi di zaman modern, yang apabila dibiarkan begitu saja, maka akan membawa kepada sebuah kehancuran.

Jadi pesan yang dapat diambil dari Al- Qur’an Surat Yunus ayat 13 dan Qaaf ayat 36 ini sesuai dengan kehidupan kita di zaman sekarang. Kezaliman yang kita lakukan bukan hanya tentang tindakan fisik saja, akan tetapi juga dalam bentuk ketidakadilan terhadap diri kita sendiri yang jelas sadar dan nyata meninggalkan ajaran yang datangnya dari Allah Swt., melalui Nabi Muhammad Saw..

Baca Juga:  Yuk Cari Tahu Rahasia Hidup Bahagia Dunia dan Akhirat: Petunjuk Allah SWT yang Sering Kita Diabaikan, Simak Penjelasannya!

Maka hal tersebut mengajarkan kita bahwasanya seberapa kuat kekuatan yang dimiliki, tanpa adanya bimbingan, petunjuk dan perintah Allah Swt., semuanya akan menjadi sia-sia.

Pelajaran dari terjadinya kehancuran umat-umat terdahulu menjadi peringatan bagi kita semua untuk senantiasa mengikuti petunjuk dan juga perintah Allah Swt.. Karena sesungguhnya kehidupan di dalam dunia ini bersifat sementara. Perlu kita ketahui bersama bahwa kebahagiaan itu sejatinya terletak pada ketaatan diri kita kepada Allah Swt.

Sebagai manusia yang hidup di zaman modern sekarang ini, kadang diri kita sering terjebak dalam kehidupan dengan pesatnya kemajuan teknologi dan kehidupan yang materialisme. Jadi diri kita harus ingat dan perlu dibekali bahwa dengan nilai-nilai agama. Tanpa nilai-nilai agama, maka semua itu tidak akan membawa kepada keberkahan.

Jadi, sejarah merupakan guru terbaik bagi kita semua. Adanya kehancuran yang terjadi pada umat-umat terdahulu menunjukkan kita bahwasanya dengan meninggalkan ajaran Allah Swt. maka akan membawa kepada kehancuran.

Contoh untuk kehidupan sekarang ini, seperti halnya terjadinya kerusakan lingkungan di mana-mana dan juga adanya krisis moral. Hal tersebut menjadi pengingat kita bahwasanya nilai-nilai agama dan kemanusiaan menjadi dasar pondasi utama yang harus dipertahankan.

Dengan memahami dan juga merenungi kedua ayat diatas semoga kita semua bisa menjadikan hidup ini menjadi lebih bermakna. Bukan hanya di dalam kehidupan dunia saja, akan tetapi juga kehidupan di akhirat kelak. Mari bersama-sama jadikan setiap langkah kita sebagai wujud dari ketaatan dan rasa syukur kita kepada Allah Swt., Aamiin, semoga bermanfaat. [] Alfian Hidayat

 

Editor: Nayla Syarifa

 

Related Posts

Latest Post