Review Film Surga yang Tak Dirindukan 2

Sumber : Pinterest

AlMuhtada.org-Film ini rilis pada tahun 2017, merupakan lanjutan dari film surga yang tak dirindukan pertama yang rilis pada tahun 2015. Dibintangi oleh aktris dan aktor ternama seperti Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, Ferdi Nuril sebagai Prasetya, Raline Shah sebagai Meirose, Reza Rahardian sebagai Syarief Kristof dan masih banyak lagi.

Pada series pertamanya, surga yang tak dirindukan menceritakan keteguhan Arini sebagai istri pertama Prasetya yang berhasil mengokohkan hati menerima istri kedua prasetya yaitu Meirose, wanita blasteran yang diselamatkan prasetya dari kecelakaan dan kisah mereka berlanjut sampai pernikahan. Lebih lanjut bisa kalian tonton di media online.

Pada akhirnya keikhlasan hati Arinilah yang membuat Meirose sadar dan memilih menjauh dari keluarga kecil Arini dan Prasetya. Namun pada series ke dua ini Arini bertemu kembali dengan Meirose di Hungaria, yang ternyata Meirose menetap di sana. Bersamaan dengan itu Arini didiagnosa mengalami kanker stadium 4, dokter memprediksi umurnya tidak lama lagi. Tanpa disagka dokter yang menangani Arini adalah Syarief dokter asal indonesia yang sedang dekat dengan  Meirose.

Baca Juga:  Produktif Banget, Yuk Cari Tahu Kehebatan Ulama Kita yang Karyanya Masih Dimanfaatkan Hingga Kini!

Arini berencana menyatukan kembali Prasetya dengan Meirose karena ia ingin Meirose menggantikan posisinya sebagai ibu dari Nadia dan sosok yang bisa diandalkan oleh prasetya. Pada akhirnya Arini berhasil, Prasetya menggelar pernikahan dengan Meirose diliputi kebahagiaan karena telah mewujudkan keinginan Arini dan juga kesedihan atas kepergian Arini untuk selamanya.

 

Walaupun dibeberapa bagian alur ceritanya mudah ditebak, tapi ending dari film ini tidak mudah tertebak, awalnya penulis mengira bahwa Arini akan kembali sehat dan hidup bahagia bersama Prasetya, lalu Meirose bercerai dengan Prasetya dan menikah dengan Syarief. Prasetya memang belum menalak Meirose walaupun ada keinginan dari Prasetya namun Arini mencegahnya. Justru ketika Meirose memilih kembali kepada Prasetya banyak menimbulkan pro kontra penonton, pro karena itu memang keinginan Arini, kontra karena ada Syarief yang sudah menunggu balasan cinta Meirose dari lama.

Genre film ini memang Roman dan Religi, tapi tim produksi mampu menyelipkan komedi di dalamnya yang membuat film ini tidak terasa membosankan. Acting dari tiap pemain juga menakjubkan, menurut penulis semua pemain cocok dengan peran yang mereka mainkan.

Baca Juga:  Melangkah ke Masjid: Kesehatan, Pahala, dan Keutamaan Spiritual

Banyak penonton takjub dengan Arini pada film, dan bertanya-tanya adakah di dunia nyata wanita seperti Arini? Wanita yang rela di madu, namun bersikap baik pada orang yang pernah merusak rumah tangganya. Disatu sisi mengajarkan nilai islam tentang akhlak baik perempuan tapi di sisi lain memaparkan bahwa poligami bukanlah hal yang tabu, padahal hampir semua perempuan Indonseia menolak di poligami walaupun dalam islam diperbolehkan dengan beberapa syarat.

 

Kita bisa mencontoh kebaikan hati Arini, Hijrahnya Meirose, ketaqwaan Prasetya dan kebaikan Syarief, dan hal-hal baik lainnya pada film ini. Alur cerita yang tidak bertele-tele membuat film ini worth it untuk dijadikan tontonan sebelum tidur atau teman saat makan. []Nathasya Putri Ratu

Editor: Ahmad Firman Syah

Baca Juga:  Meneladani Tokoh Intelektual Hebat: Ilmu Tinggi dan Sikap Rendah Hati

 

Related Posts

Latest Post