almuhtada.org – Masjid Agung Banten merupakan salah satu masjid tertua di Nusantara yang terletak di desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten. Bangunan bersejarah bercorak Islam ini merupakan peninggalan dari kesultanan Banten yang berdiri tahun 1556 M atau 966 H pada masa kepemimpinan Sultan Maulana Hasanudin, putra dari Sunan Gunung Jati.
Pada masa itu, Sultan Maulana Hasanudin mempunyai cita-cita untuk membangun sarana pusat penyebaran agama Islam guna menyebarkan agama Islam ke seluruh wilayah Banten yang mayoritas penduduknya masih memeluk agama Hindu.
Berdirinya Masjid Agung Banten berawal dari perintah Sunan Gunung Jati kepada anaknya, Sultan Maulana Hasanudin untuk mencari sebidang tanah yang masih suci. Tanah itu akan digunakan sebagai tempat pembangunan kerajaan Banten. Setelah mendapatkan perintah dari ayahnya, Maulana Hasanudin berdo’a dan bermunajat kepada Allah agar diberikan petunjuk mengenai tanah yang akan digunakan untuk mendirikan kerajaan.
Konon katanya, setelah Sultan Maulana Hasanudin berdo’a, air yang berada disekitarnya secara spontan tersibak dan menjadi daratan. Di tempat itulah Maulana Hasanudin mulai mendirikan kerajaan Banten.
Kerajaan Banten didirikan disertai dengan sarana pendukung lainnya yang berupa masjid, alun-alun, dan pasar. Perpaduan dari empat komponen, yakni istana, masjid, alun-alun, dan pasar merupakan ciri khas tradisi kerajaan Islam pada masa lalu.
Istana sebagai tempat tinggal raja-raja dan pusat pemerintahan. Masjid Agung sebagai pusat peribadatan, alun-alun sebagai pusat kegiatan rakyat, serta pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Selain digunakan sebagai pusat peribadatan, Masjid Agung Banten juga digunakan sebagai pusat pendidikan Islam sekaligus tempat persinggahan tentara Islam dan pedagang muslim.
Bangunan Masjid Agung Banten merupakan suatu komplek yang mempunyai luas tanah 1,3 hektar dikelilingi dengan pagar tembok setinggi satu meter. Pada sisi tembok bagian timur dan barat, terdapat dua buah gapura di bagian utara dan selatan yang letaknya sejajar. Tiang yang menopang masjid ini terdiri dari 24 tiang, empat sebagai tiang utama dan 20 sebagai tiang penyangga.
Uniknya, bangunan Masjid Agung Banten ini dibangun dengan akulturasi tiga budaya, yakni Arab, Cina, dan Eropa. Bentuk masjid ini memiliki atap susun lima dengan bagian kiri dan kanan yang memiliki serambi.
Di sekitar masjid Agung Banten terdapat sebuah menara berwarna kuning muda yang memiliki ketinggian 23 m. Adanya menara yang terlihat seperti mercusuar ini menjadi ciri khusus tersendiri dari Masjid Agung Banten.
Dahulu menara ini digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan. Selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara ini juga digunakan sebagai tempat melihat atau mengawasi perairan laut.
Di sebelah utara masjid Agung Banten terdapat pemakaman para sultan beserta keluarganya. Diantaranya yakni Sultan Maulana Hasanudin, istri Sultan Maulana Hasanudin, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Zainil Abidin, Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar, Sultan Maulana Muhammad.
Masjid Agung Banten memiliki banyak sekali sejarah yang mencakup peradaban Islam di Banten pada masa lalu. Itulah sebabnya hingga saat ini Masjid Agung Banten masih dijadikan sebagai salah satu wisata religi yang terkenal di Banten. [Nayla Syarifa]
Editor: Syukron Ma’mun