Menyikapi Perasaan Cinta yang Hadir melalui Kisah Cinta dalam Diam Fatimah dan Ali

kisah cinta Fatimah dan Ali
Gambar ilustrasi kisah cinta Fatimah dan Ali (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Sebagai manusia kita pasti memiliki rasa suka, sayang, marah, dan benci dengan makhluk lain. Tentunya ini adalah sebuah nikmat yang patut kita syukuri. Rasa cinta pun demikian.

Rasa cinta merupakan rahmat dan anugerah yang harus kita jaga serta pelihara agar senantiasa suci. Menyikapi rasa cinta yang datang bukanlah suatu perkara yang sepele.

Sebagai muslim dan muslimah, sikap yang benar dalam menyambut rasa cinta yang hadir kepada lawan jenis ialah dengan menyimpan rasa cinta tersebut sampai halal pada waktu dan statusnya.

Cinta yang hadir kepada lawan jenis yang belum mahram bukan untuk diungkapkan kemudian diumumkan sebagai sebuah hubungan.

Akan tetapi, perasaan cinta ini sebisa mungkin harus kita simpan agar terjaga kerahasiaannya, kesuciannya, sebab cinta yang diumbar, diberitahukan sebelum halal akan berujung pada yang namanya obsesi.

Sebagaimana yang telah kita ketahui kisah cinta masyhur Sayyidah Fatimah dengan Sayyidina Ali bin Abi Tholib.

Walau hati mereka dipenuhi keinginan untuk dekat, mereka terus menyimpannya jauh didalam lubuk hati mereka sampai bertahun-tahun.

Hingga Sayyidina Ali bin Abi Thalib telah dewasa dan siap untuk menikah, barulah Sayyidina Ali berniat menghadap Rasulullah dengan tujuan ingin melamar Sayyidah Fatimah.

Lamaran Sayyidina Ali tidaklah mulus karena sahabat Rasululullah yakni Sayyidina Umar bin Khatab dan Sayyidina Abu Bakar juga turut melamar Sayyidah Fatimah.

Baca Juga:  Abdurrahman Al-Sufi: Ilmuwan Muslim Penjelajah Langit dan Penemu Galaksi Andromeda

Sayyidina Ali yang merasa dirinya hanyalah seorang pemuda biasa namun mengharapkan putri Rasulullah yang luar biasa, sangat jauh jika dibandingkan dengan Sayyidina Umar bin Khatab.

Sehingga Sayyidina Ali memasrahkan semuanya kepada Allah Swt.

“Aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah diatas cintaku” bisik Sayyidina Ali dalam hati.

Cinta Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah yang saling bertepuk tangan benar-benar terjaga kerahasiaanya, bahkan para syaitan pun tidak mengetahui jikalau mereka saling mencintai.

Maasya Allah. Untuk itu, alangkah baiknya kita mencontoh cinta dalam diam Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah yaitu diantaranya dengan:

  1. Mensyukuri, menjaga, dan memeliharanya

Hai manusia ingatlah nikmat Allah kepadamu, adakah pencipta yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi selain Dia?”. (QS Fathir : 3).

Sudah seharusnya kita mensyukuri perasaan cinta yang tumbuh dalam hati. Diberikan cinta tandanya diberikan nikmat dari Allah.

Ketika kita merasakan cinta kepada lawan jenis, maka kita harus menjaga dan memeliharanya agar senantiasa suci seperti menjaga pandangan, pikiran, dan hati.

Jangan sampai perasaan tersebut menjadikan kita melakukan hal-hal yang arahnya kepada maksiat.

  1. Saling melindungi

Suami itu pelindung bagi wanita (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki laki) di atas sebagian yang lain (wanita)”. (QS An Nisa : 34)

Cinta artinya saling melindungi, misalnya ialah seorang suami istri tentu harus mewujudkan cinta dengan melakukan yang terbaik untuk satu sama lain dengan cara suami melindungi dan menyayangi istri juga menyayangi dan berbakti.

Baca Juga:  "Karbala: Tragedi yang Mengubah Sejarah Islam"

Berbeda dengan cinta kepada lawan jenis yang bukan mahram, maka saling melindungi bisa dilakukan dengan syar’i muslim dan muslimah yang sudah ada.

  1. Menjadikan jalan untu bertambah taat kepada Allah dan Rasulullah.

Mencintai makhluk yang membawa kita kepada keburukan tidaklah benar.

Kita harus mampu memilih dan memilah mana seseorang yang patut kita cintai dan mampu membawa kita semakin taat kepada Allah swt. [] Nihayatur Rif’ah

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post