Menjadi Pemimpin yang Bermakna untuk Peradaban Dunia

Seseorang sedang memegang bidak catur sebagai simbol strategi dan kepemimpinan (freepik-almuhtada.org)

almuhtada.org– Kepemimpinan bukan hanya tentang kekuasaan, melainkan tentang sebuah keteladanan. Setiap zaman pasti melahirkan seorang pemimpin. Namun, tidak semua pemimpin meninggalkan jejak yang bermakna bagi sebuah peradaban. Hari ini, dunia tidak hanya membutuhkan pemimpin yang pandai bicara, tetapi juga mampu menggerakkan hati dan menumbuhkan harapan untuk setiap yang dipimpinnya.

Kepemimpinan sejati bukanlah tentang jabatan, bukan juga tentang popularitas, apalagi seberapa tinggi kursi yang diduduki. Kepemimpinan sejati adalah tentang sejauh mana pemimpin itu sendiri bisa memberikan manfaat dan menyalakan cahaya untuk orang sekitarnya.

Dalam agama Islam, kepemimpinan adalah amanah yang besar. Allah subhanahu wataala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 30;

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ۝٣

Arinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30)

Kepemimpinan yang Berakar dari Nilai

Pemimpin yang memiliki value  atau makna bukan hanya pemimpin yang mampu untuk memerintah, melainkan pemimpin yang mampu memahami. Ia tidak hanya memimpin dengan pikiran atau kogika, tetapi juga dengan hati. Ia meneladani Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasalam yang memimpin dengan kasih sayang, kelembutan, dan keadilan.

Baca Juga:  Politik Tidak Penting! Pelajar Harus Tahu Inilah Alasannya Mengapa Muslim Harus Melek Politik!

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian.” (H.R. Muslim).

Kepemimpinan yang bermakna bisa dilihat dari seberapa ia menerapkan kejujuran dan keadilan, sejauh mana ia bisa bertanggung jawab, dan sejauh mana ia berani untuk mengambil suatu keputusan. Pemimpin yang berakar pada nilai-nilai ini tidak akan goyah meski dihantam ujian, karena ia menjadi seorang pemimpin bukan untuk dirinya melainkan untuk kemaslahatan bersama.

Menjadi Pemimpin yang Menginspirasi Bukan yang Menakuti

Sejarah mencatat bahwa perubahan yang besar tidak tumbuh dari ketakutan, tetapi tumbuh dari sebuah inspirasi. Pemimpin yang sejati tidak menumbuhkan rasa takut, melainkan menumbuhkan rasa semangat. Seorang pemimpin sejati pasti melihat potensi dalam setiap anggota yang dipimpinnya, dan kemudian membantu mereka untuk berkembang. Seorang pemimpin sejati tidak menuntut untuk di hormati, tetapi layak dihormati karena integritas dan ketulusannya.

Pemimpin yang bermakna tahu bahwa kekuasaan hanyalah sarana, bukan tujuan. Pemimpin yang baik senantiasa menggunakan posisinya hanya untuk menegakkan keadilan, memperjuangkan kebenaran, dan menjaga martabat manusia. Dalam diri seorang pemimpin yang baik, tentu senantiasa terpancar keseimbangan antara ketegasan dan kasih sayang. Karena dua hal ini adalah konsep yang membentuk suatu kepemimpinan utuh.

Menjadi Pemimpin untuk Diri Sendiri

Setiap kita adalah seorang pemimpin. Rasulullah sallallahu alaihi wasalam bersabda;

Baca Juga:  Panduan Sederhana untuk Meningkatkan Tadarus Al-Qur'an

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sebelum memimpin orang lain dengan baik, kita harus memimpin diri sendiri dengan baik. Mengendalikan hawa nafsu, senantiasa menanamkan kejujuran, dan selalu berusaha mencintai diri sendiri adalah contoh nyata kita dalam memimpin diri sendiri dengan baik. Kepemimpinan yang bermakna berasal dari kemampuan memimpin diri sendiri yang bermula dari hati, karena dari sanalah rasa peduli akan timbul sehingga peradaban dunia kembali bercahaya.

Wallahu alam bissawab. Demikian artikel yang saya buat, semoga kita semua termasuk para pemimpin yang senantiasa dapat memimpin dengan baik, mulai dari memimpin diri sendiri hingga memimpin orang lain sehingga mendapat cinta dari-Nya. Aamiin aamiin yarobbal alamin. Semoga bermanfaat. [] Rosi Daruniah

 

Related Posts

Latest Post