Bijak Menggunakan Media Sosial: Ladang Amal Jariyah atau Dosa Jariyah?

Ilustrasi bermedia sosial (pinterest.com - almuhtada.org)

almuhtada.orgDi era digital seperti sekarang ini, Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Hampir setiap orang menggunakan media sosial, menghabiskan waktu berjam-jam di dalamnya, dan menjadikannya ruang berbagi cerita maupun informasi.

Akan tetapi, sering kali mengabaikan bahwa setiap unggahan, komentar, hingga fitur share yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Media sosial dapat menjadi ladang pahala jika digunakan untuk menyebarkan kebaikan. Sebaliknya, media sosial dapat menjadi sumber dosa jika digunakan untuk menyebarkan fitnah, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya.

Baca Juga:  Kamu Harus Tahu! Ternyata Sepenting Ini Pendidikan Islam! Simak Penjelasan Berikut!

Dalam Islam, amal jariah adalah amal yang pahalanya terus mengalir meski pelakunya telah meninggal.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ  – رواه مسلم والترمذيّ وأبو داود والنسائيّ وابن حبّان عن أبي هريرة

Artinya : “Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mau mendoakannya.” Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam an-Nasa`i, dan Imam Ibnu Hibban bersumber dari Sayyidina Abu Hurairah ra.

Media sosial bisa menjadi sarana amal jariyah jika digunakan dengan bijak. Misalnya, membagikan ilmu yang bermanfaat, mengingatkan dalam kebaikan, atau menyebarkan konten yang memotivasi untuk beribadah. Setiap orang yang membaca, mempraktikkan, atau membagikan ulang kebaikan tersebut, pahalanya akan terus mengalir kepada kita.

Rasulullah Saw bersabda : “Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala-pahala mereka.” (HR Muslim).

Baca Juga:  Ini Dia Rahasia Kemuliaan Hidup Menurut Imam Syafi’i

Sayangnya, tidak sedikit orang menggunakan media sosial untuk hal hal yang kurang bermanfaat. Fitnah, ujaran kebencian, hingga konten yang mengumbar aurat menjadi hal yang sering ditemui di media sosial.

“Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti orang yang mengikutinya dengan tidak mengurangi sedikit pun dosa-dosa mereka.” (HR Muslim)

Inilah yang harus diperhatikan bagi seorang muslim. Ujaran-ujaran kebencian di media sosial akan terus mengalir meski kita sudah tidak ada di dunia. Jika amal jariyah membawa pahala, maka dosa jariyah bisa menjadi beban abadi di akhirat. Karena itu, setiap muslim harus berhati-hati dalam mengetik kata, mengunggah foto, atau menyebarkan berita.

Media sosial adalah pedang bermata dua. Ia bisa menjadi ladang amal jariyah yang terus mengalirkan pahala, atau justru dosa jariyah yang memberatkan di akhirat. Semua tergantung pada bagaimana kita menggunakannya.

Baca Juga:  Qadzaf: What It Really Means to Accuse Someone of Adultery

Mari jadikan media sosial sebagai sarana menyebar  manfaat dan kebaikan. Ingatlah, setiap jari yang kita gunakan akan dimintai pertanggungjawaban. Semoga kita termasuk orang-orang yang bijak bermedia sosial dan menjadikannya jalan menuju surga.

Penulis: [Fitri Novita Sari]

Related Posts

Latest Post