Meneladani Khalifah Umar bin Khattab, Seorang Pemimpin yang Amanah

Khalifah Umar bin Khattab seorang pemimpin yang amanah(pinterest.com– almuhtada.org).

almuhtada.org – Umar bin Khattab adalah seorang sahabat sekaligus khalifah kedua yang memimpin umat Islam setelah khalifah Abu Bakar.

Beliau merupakan salah satu pemimpin umat yang selalu ikut merasakan kelaparan jika ada rakyatnya yang kelaparan.

Jika rakyat yang beliau pimpin tidak mempunyai makanan, beliau pun hanya memakan roti kasar, bahkan menolak anaknya menikmati sepotong semangka karena diluar sana banyak rakyat yang sedang kelaparan.

Sepotong semangka pun dianggap sebuah kemewahan oleh beliau.

Seandainya beliau hidup hari ini, mungkin akan menangis melihat rakyat Indonesia yang berjuang dengan harga pangan yang semakin mahal, sementara sejumlah pejabatnya berpesta dengan kemewahan yang tidak pernah dirasakan oleh rakyat kecil.

Umar bin Khattab juga pernah marah besar ketika ada seseorang yang mengusulkan kenaikan gaji dan tunjangannya.

Ia lebih memilih cukup di akhirat daripada kemewahan di dunia. Berbeda dengan kondisi kita saat ini, di mana ketika ekonomi masyarakat tertekan, DPR justru menerima tunjangan rumah hingga 50 juta rupiah per bulan sebagai pengganti rumah dinas.

Kebijakan itu menyebabkan kritik tajam rakyat dan bahkan demonstrasi besar-besaran, karena dianggap tidak melihat kondisi rakyat yang semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ketegasan Umar dalam menegakkan keadilan pun layak menjadi sebuah contoh bagi para pemimpin saat ini. Ia pernah berkata bahwa seandainya seekor anak kambing mati di tepi Sungai Eufrat, ia takut Allah akan meminta pertanggungjawaban darinya  diakhirat kelak.

Baca Juga:  Tongkat Estafet Perubahan Masyarakat Ada Dipundak Pemuda

Betapa amanahnya beliau pada tanggung jawab kepemimpinan, padahal yang mati hanya seekor kambing. Bandingkan dengan kondisi saat ini, dimana nyawa manusia seakan tidak ada nilainya.

Banyak  kasus seperti pelanggaran hak asasi, kekerasan, dan kasus lainnya. Akan tetapi, terkadang itu dibiarkan saja oleh pemerintahnhya.

Sahabat Umar bahkan pernah membentak menterinya karena anak sang menteri berlaku semena-mena terhadap seorang non-muslim.

Dengan lantang beliau berkata, “Sejak kapan kalian memperlakukan manusia seperti budak, padahal ibu-ibu mereka melahirkan mereka dalam keadaan merdeka?”

Bandingkan dengan kondisi saat ini, di mana rakyat sering merasa diperlakukan seperti bawahan, dan tidak mendapatkan haknya.

Jika kita lihat kembali teladan Umar bin Khattab, perbedaannya terlihat sangat jelas diantara kepemimpinan beliau dengan kondisi pemerintahan di negeri kita.

Beliau rela lapar ketika rakyat lapar, sedangkan beberapa pemimpin kita rela menaikkan tunjangan ketika rakyat sedang kesusahan.

Beliau juga menolak kemewahan dunia demi keselamatan akhirat, sementara beberapa pejabat kita hidup dengan penuh kemewahan.

Umar bin Khattab takut ditanya Allah hanya karena seekor kambing, sementara di negeri kita nyawa manusia kerap dianggap lebih murah dibandingkan kepentingan politik.

Kenyataan ini sungguh menyedihkan, karena sebuah negara tidak akan hancur hanya karena kemiskinan, tetapi juga akan runtuh jika para pemimpinnya kehilangan amanah.

Indonesia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin mengecil, keadilan sering diabaikan, dan masyarakat hanya bisa bermimpi agar lahir seorang pemimpin yang tidak serakah dan benar-benar berpihak kepada rakyat.

Baca Juga:  Pilihlah Pemimpin yang Pantas Berdasarkan Ilmu dan Jasanya

Kisah Umar bin Khattab bukanlah sekadar sejarah. Beliau adalah cermin bagi kita untuk menilai apakah arah pemerintahan kita masih lurus atau sudah bengkok.

Semoga negeri tercinta ini segera pulih dan lebih baik lagi kedepannya. []Sahrul Mujab

Related Posts

Latest Post