almuhtada.org – Pada era yang serba cepat dan penuh perbandingan ini, ada banyak orang yang merasa tidak cukup. Tidak cukup cantik, tidak cukup sukses, atau tidak cukup pintar.
Dalam diam, seringkali kita menuntut diri untuk menjadi seperti orang lain, dengan mengikuti standar mereka agar diterima. Padahal, yang paling penting dan sangat sering dilupakan adalah menerima diri sendiri apa adanya, sebelum berharap diterima oleh siapapun.
Menerima diri sendiri dengan apa adanya bukan berarti pasrah terhadap kekurangan yang kita miliki. Menerima diri berarti kita bisa mengenali, menghargai, dan berdamai dengan segala aspek dalam diri, baik kelebihan maupun kekurangan.
Hal ini merupakan bentuk kasih sayang terdalam yang kita berikan terhadap diri sendiri. Sebuah fondasi untuk pertumbuhan dan kepercayaan diri.
Mengapa menerima diri sendiri penting sebelum menerima orang lain?
Ketika kita tidak bisa menerima diri sendiri, kita cenderung akan mencari validasi dari luar. Kita bisa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat hanya demi merasa “berharga” di mata orang lain.
Kita juga akan selalu berusaha memenuhi espektasi orang lain terhadap kita. Dari hal inilah kita akan selalu merasa cemas, stress, dan perfeksionisme yang berlebihan. Kita akan selalu berpura-pura dan tidak bisa menjadi diri sendiri karena diselimuti rasa cemas.
Dari mana kita bisa mulai untuk menerima diri sendiri?
- Kenali diri lebih dalam: untuk bisa melakukan hal ini, kita bisa mulai denan membuat refleksi atau jurnal kegiatan. Hal ini bertujuan untuk membantu kita memahami kelebihan, nilai, dan bahkan luka dalam diri yang belum tersembuhkan.
- Berhenti membandingkan diri: ingatlah! Hidup bukan sebuah perlombaan. Manusia diciptakan dengan segala kesempurnaan dan keistimewaannya. Yakinlah bahwa setiap manusia memiliki jalan masing-masing. Dan fokuslah pada versi terbaik dirimu sendiri.
- Ubah cara berpikir: gantilah self-talk negative mu menjadi self-talk positif. Jangan selalku berpikir bahwa kamu akan gagal, kamu tidak bisa. Berikan self-talk positif dengan selalu berpikir bahwa kamu bisa karna kamu sudah berusaha. Dan fokuslah pada proses bukan pada hasil.
Kedamaian sejati tidak datang dari seberapa banyak kita disukai orang lain, tapi dari seberapa tulus kita bisa berkata: “Aku menerima diriku, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.” Maka, sebelum mencari penerimaan dari orang lain, pastikan kita sudah berteman baik dengan diri sendiri. Dari situlah segalanya dimulai. []Isna Wahyu