Renungan Ringan : Perpisahan yang Tidak Pernah di Akui

ilustrasi pemberian salam perpisahan (pinterest.com-almuhtada.org)

 

almuhtada.org – Mengira hari ini adalah hari terbaik tapi nyatanya hanyalah sebuah ilusi yang tergambar dalam tenggelamnya mimpi dalam tidur. Setiap permulaan memberikan semangat yang indah dan menyenangkan akan rasa baru yang dirasakan.

Di dalam setiap karakter yang penuh dengan misteri akan terungkap satu persatu jika berada dalam 1 ruang lingkup. Tidak mengenal situasi mereka terus membantu dan tertawa, saling bergurau tanpa mementingkan asal usul masing-masing.

Entah siapa dia, apakah seorang pembuli atau yang dibuli, seorang yang lahir di keluarga tidak mampu maupun mampu, seorang kriminial atau ulama atau ustadz. Semuanya saling bahu-membahu, maka permulaan akan menjadi sebuah momen yang indah.

Tapi bagaimana dengan akhir? Perpisahan? Siapa yang tidak sedih mendengarnya, jika itu orang yang benar-benar selalu berada disisimu. Berjuang bersama, saling melengkapi, dan sakit bersama, hingga akhir pun tiba.

Semua berakhir tanpa sepengetahuan dan tidak pernah diakui akan akhir tersebut. Perpisahan yang sudah sewajarnya terjadi dulu dianggap ringan diucapkan tapi sekarang sulit diucapkan.

Rasa rindu akan satu-persatu ingatan di masa-masa perjuangan yang menjadi kepingan kaca yang pecah. Air mata terus berderas kencang menatapnya yang terbaring tertutup kain kafan.

Berdoa, bertahlil, melantunkan  shalawat, istirja, istighfar, ayat Al-Qur’an sepanjang hari. Kenangan indah dan pahit akan seorang yang berpisah terus menerus membanjiri setiap pikirannya.

Baca Juga:  Lailatul Qadar : Malam Seribu Bulan yang dinanti

Semua orang berbondong-bondong melayani seorang tersebut dengan keranda bagaikan seorang raja dengan kereta labu yang mewah dan dikawal oleh beberapa pasukan. Terus berjalan menuju lahan yang dipenuhi oleh batu nisan yang tertancap diatas tanah.

Seorang itu telah masuk dalam lubang dan kemudian tertimbun oleh tanah yang subur. Dalam kegelapan, bertemulah dengan sesosok besar yang mengerikan dan menanyakan ribuan pertanyaan.

Mata yang sudah tertutupi oleh kenikmatan dunia tidak akan sanggup menjawab pertanyaan tersebut. Tapi yang mau membuka mata dan mau melakukan setiap perintah sang Maha yang menguasai seantero alam semesta ini.

Sang pencipta dengan 99 nama yang indah, Pencipta yang tidak bisa dibandingkan dengan ciptaannya, yakni Allah SWT. Maka sosok mengerikan itu akan mengantarmu ke tempat tidur yang nyaman sampai hari itu tiba.

Hari berlalu dimana semua makhluk akan dibangkitkan dan terlihat wujud asli dari setiap individu. Kini dia terpilih sebagai orang yang diantar ke tempat tidur tersebut.

Semua berpisah tapi dengan keadaan yang berbeda, ada yang mati menghilang Semua berpisah tapi dengan keadaan yang berbeda. Ada yang mati menghilang dari keberadaannya yang sebenarnya, terkena bom nuklir, menjadi abu, termutilasi, dimakan oleh makhluk buas, dan mati menjadi korban fitnah.

Mereka tidak pernah dikenang dengan baik, justru mereka hanya dianggap sebagai pelajaran bagi yang belum mengalaminya. Ironi tapi memang nyatanya begitu, tergantung pada latar belakangnya.

Baca Juga:  Fenomena Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan dan Keagamaan yang Mengusik Kesucian

Tidak terhitung jumlah yang didapat untuk menunjukkan bahwa dia mati dengan terhormat atau mati dengan hina. Tanpa jasad yang terkubur dalam liang lahat, apakah bisa dia mendapat kematian yang layak?

Setelah manusia mengalami ribuan ujian didunia, mereka akan tetap mendapat kematian yang layak alasannya seperti sudah diterangkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 155-156. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

 

الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَا بَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَا لُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِ نَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 156)

Semua akan kembali kepada Allah SWT., Tanpa terkecuali, meski mati dengan cara apapun mereka tetap akan terpanggil oleh sang maha kuasa. Semua sudah direncanakan oleh-Nya, Tiada yang mengetahui seperti apa rencana Allah kepada setiap manusia yang masih hidup dibumi.

Semua perjalanan dari perkenalan sampai perpisahan, setiap langkah yang kita hadapi sudah tertulis dalam kitab lauhul mahfudz. Bahkan sebelum kita dilahirkan dibumi, semua kejadian telah tertulis dan disaat perpisahan itu terjadi, kertas yang berisi semua takdir yang dilaluinya akan hangus dan terbentuk kertas yang baru bagi yang akan lahir didunia.

Baca Juga:  Belajar Al-Quran Harus dengan Guru Langsung

Berulang sampai waktunya tiba dan semua pasti akan menyaksikan rangkaian kejadian yang menakjubkan. Akhir dan awal dari perjalanan umat manusia menuju surga dan neraka. [] Ngafif Fatah Damawan

 

 

Related Posts

Latest Post