almuhtada.org – Sebagai anak remaja dan mahasiswa pasti kita pernah merasa kosong saat melihat orang lain bahagia dengan pasangannya di mana-mana. Kita juga sering bertanya-tanya kenapa kamu harus sendiri, sementara yang lain memiliki pacar? Terkadang juga terbesit pertanyaan dalam hati: “Apakah aku tidak pantas dicintai?”
Padahal sebenarnya bukan kita yang kurang pantas, tapi cinta-cinta yang datang kepada kita yang belum pantas untuk kita miliki, sehingga Allah menjauhkannya dari kita. Mengapa Allah menjauhkannya? Ini dia jawabannya!
Cinta yang Instan, Seringkali Palsu
Kita hidup di zaman serba cepat. Cinta pun seolah ikut-ikutan: mudah datang, mudah pergi, mudah berjanji, mudah menyakiti. Tapi apakah semua yang cepat itu baik? Tidak selalu.
Sering kali cinta yang instan hanya bertahan sebentar. Datangnya mendebarkan, perginya meninggalkan luka. Cinta seperti itu hanya menguras perasaan, menghilangkan fokus, merusak tujuan awal bahkan kadang menjauhkan kita dari Allah.
Maka, saat Allah menjauhkan kita dari cinta semacam itu, hal itu bukanlah bentuk penolakan. Namun, itu adalah bentuk perlindungan.
Allah Menjauhkan Kita dari yang Salah
Kita pasti pernah hampir jatuh cinta. Sudah dekat, sudah nyaman, sudah berharap. Akan tetapi, kemudian semuanya gagal baik karena adanya alasan, maupun tanpa alasan yang jelas. Sakit? Pasti. Akan tetapi, jika direnungi dan berpikir seperti:
Apakah orang itu benar-benar membawa kita pada kebaikan? Apakah hubungan itu penuh ketenangan dan keberkahan?
Tentu saja jawabannya adalah tidak, maka itulah rahmat Allah. Allah tahu hati itu mudah terluka. Allah tahu kita akan tersesat lebih jauh jika terus bersandar pada cinta yang haram.
Allah tidak ingin kita terjebak dalam hubungan yang melelahkan. Allah ingin kita menunggu yang benar-benar akan menemani, bukan meninggalkan.
Dipertemukan dengan yang Tulus, Tapi Harus Sabar
Cinta yang tulus tidak datang tergesa-gesa. Ia butuh waktu, proses, dan kesiapan dari dua hati yang saling menjaga. Mungkin sekarang kita sendiri. Tapi bisa jadi, di tempat lain, ada seseorang yang juga sedang berjuang untuk menjadi versi terbaiknya — untuk nanti bertemu dengan kita, yaitu jodoh kita.
Sekarang, Allah ingin kita sibuk memperbaiki diri, entah itu dengan kuliah, mengaji ataupun melakukan hal positif lainnya. Bukan hanya demi cinta manusia, tapi agar hati kita terbiasa bergantung hanya pada-Nya.
Karena jika kita terlalu mengejar cinta manusia, kita akan kecewa. Tapi jika kita mengejar cinta Allah, maka cinta manusia yang terbaik akan datang mengejar — dengan cara yang tak kita sangka.
Kesendirian kita saat ini adalah bukti cinta dari Allah. Kita tidak sendiri karena tidak laku. Namun, kita sendiri karena Allah tahu kita terlalu berharga untuk diberikan pada sembarang orang. Jadi, jangan iri pada yang sudah punya pasangan. Kita tidak tahu apa isi hatinya. Bisa jadi mereka justru iri pada ketenangan kita.
Cinta yang benar tidak hanya membuatmu tersenyum saat chatting, tapi membuatmu lebih dekat pada Allah. Oleh karena itu, bersabarlah. Karena ketika Allah menjauhkan kita dari orang yang kita cintai, mungkin Allah sedang melindungimu dari sesuatu yang tentu saja tidak kita ketahui. Dan ketika waktunya tiba, kita pasti akan bersyukur mengapa Allah berkata: bukan dia orangnya. [] Rani Alfina Rohmah