Merenungi Kehidupan dengan Bijak Melalui Pasang Surut Kehidupan

Typografi Text of Alhamdulillah (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Sebagaimana air laut mengalami pasang surut, demikian pula kehidupan di dunia ini.

Ada kalanya kita berada di puncak keberhasilan, ada kalanya kita berada di zona keterpurukan.

Sebagaimana roda berputar, kehidupan ini tidak berpusat pada satu orang.

Semuanya bergiliran, kadang berada di atas, kadang berada di bawah.

Kita tidak pantas sombong dan menghakimi apa yang telah terjadi dalam kehidupan kita maupun orang lain.

Baca Juga:  Learn, Share & Care Tugas Generasional: Al-Qadhi Sang Pahlawan Pena!

Segala yang kita miliki hanyalah titipan yang bersifat fana’. Semua akan sirna. Hanya Allah Swt., zat yang Maha Kekal.

Sahabat Al-Muhtada yang berbahagia, artikel ini mengajak kita sejenak merenungkan hari yang telah kita lewati.

Baca Juga:  Menilik Pendapat Ulama Mengenai Berhutang Untuk Haji

Sudahkah kita bersyukur atas nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita?

Atau justru kita sudah mengeluh terlebih dahulu atas ujian yang menimpa kita?

Apakah kita sudah pantas mengeluhkannya?

Tidak adakah satu hal yang patut kita syukuri dari ujian yang menimpa kita?

Sering kali, tanpa kita sadari, ujian yang menimpa kita, justru membuahkan hal baik bagi orang lain.

Sebaliknya, hal baik yang kita rayakan, justru membuat hati orang lain merasa kecil.

Contoh kecil yang sering terjadi saat ini adalah kebiasaan orang dalam mengunggah pencapaian atau rezeki ke media sosial, seperti makan makanan mahal, membeli barang mewah, tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain yang mungkin sedang berjuang dalam keterbatasan.

Bukan berarti kita tidak boleh bersyukur dan berbagi kebahagiaan, tetapi hendaknya kita berhati-hati dalam mengekspresikannya.

Baca Juga:  Ujian Hidup dan Janji Pertolongan Allah SWT: Tafsir Q.S. Al-Baqarah ayat 214

Sangat boleh kita mengunggah pencapaian kita, dengan tujuan dan harapan agar orang lain akan termotivasi. Mengafirmasi diri sendiri. Silahkan.

Yang tidak dianjurkan adalah, merayakan sesuatu dengan tujuan agar orang lain tahu, dan sesuatu tersebut tidak membawa manfaat bagi orang lain.

Sekali lagi, tanpa kita sadari, sering kali kita mengharapkan pengakuan dari orang lain atas kebaikan yang kita miliki dan perbuatan yang kita lakukan.

Kita terlupa bahwa ada sesuatu yang seandainya disembunyikan jauh lebih indah. Hanya Anda dan Allah Swt. yang mengetahui.

Niat dan kebaikan yang demikian akan jauh lebih utama. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 271:

إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ

Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu” (QS. Al Baqarah: 271).

Ayat tersebut menunjukkan bahwa menyembunyikan amalan baik itu lebih utama, karena itu mendekatkan kita kepada keikhlasan. Disebutkan pula hal serupa dalam hadits riwayat Bukhari Muslim:

ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

Artinya: “Seorang yang bersedekah, ia menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan tangan kanannya” (HR. Bukhari no. 1423).

Baca Juga:  Menilik Pendapat Ulama Mengenai Berhutang Untuk Haji

Allah tidak menciptakan segala sesuatu kecuali ada hikmah dan manfaatnya.

Ketika kita berada di zona keterpurukan atau sedang menghadapi ujian, misalnya ban motor meletus di tengah jalan sehingga membuat kita terlambat datang ke wawancara kerja, janganlah langsung berprasangka buruk kepada Allah Swt.

Bisa jadi, kejadian tersebut adalah bentuk perlindungan Allah dari sesuatu yang lebih buruk yang tidak pernah kita sangka-sangka.

Mungkin saja, keterlambatan itu menghindarkan kita dari kecelakaan di perjalanan, atau mungkin Allah sedang mengajarkan kita untuk lebih bersabar dan tawakal.

Barangkali, dengan meletusnya ban motor tersebut, mendatangkan rezeki bagi pekerja tambal ban, mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain.

Baca Juga:  Muslim Wajib Tahu !! Ternyata Ini Alasan Allah Tidak Bisa Terlihat Oleh Manusia

Setiap ujian yang kita alami selalu mengandung hikmah, meski terkadang tidak langsung kita pahami di saat itu juga.

Tugas kita adalah melihat rencana Allah dari sisi baik manapun, temukan dan jangan pernah berburuk sangak kepada-Nya. [Nihayatur Rif’ah]

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post