ALMUHTADA.ORG – Baitul Maqdis adalah rumah milik kita, milik umat Islam yang seharusnya kita jaga karena aqidah keislaman membawa kita padanya.
Pembebasan Baitul Maqdis adalah tugas generasional. Generasi muslim harus sadar, mulai belajar, dan mulai peduli dengan upaya pembebasan Baitul Maqdis.
Kita perlu membangun kebiasaan baru agar kita senantiasa terikat dengan Baitul Maqdis. Inilah 3 kebiasaan sederhana yang bisa kita terapkan dalam upaya memperjuangkan Baitul Maqdis:
- Biasakan untuk menyebut Baitul Maqdis
“Yang bener Al-Quds, Palestina apa Baitul Maqdis sih?”
Kita sudah tidak asing dengan istilah di atas ya kan? Dan ada yang buat kita sedih dengan istilah itu karena hingga hari ini belum merdeka.
Sobat harus mengetahui bahwa istilah Palestina atau Al-Quds adalah istilah yang tidak pernah digunakan oleh Rasulullah SAW untuk menyebutkan tanah yang suci dan diberkahi itu lho.
Daerah tersebut awalnya dikenal dengan nama “ilya” yang pada saat itu masih dikuasai oleh Romawi Bizantium. Namun, Rasulullah SAW datang dengan membawa istilah baru yaitu “Baitul Maqdis”.
Istilah “Baitul Maqdis” ini Rasulullah SAW gunakan untuk menyebutkan kawasan “Al-Ardhu Al-Muqaddasah” yang dimention di dalam Al-Qur’an. Sedangkan masjidnya Rasulullah SAW menyebutnya dengan “Al-Bait Al Maqdis” dengan istilah lain yang ada di dalam Al-Qur’an adalah “Masjidil Aqsha”.
So, mulai sekarang biasakan menyebutnya dengan istilah “Baitul Maqdis” ya! Baitul Maqdis adalah rumah kita dan menggunakan istilahnya adalah salah satu bentuk menghidupkan sunnah Rasulullah.
- Perbanyak literasi dan menggali tentang Baitul Maqdis
Semakin perbanyak bahan bacaan dan menggali persoalan Baitul Maqdis maka kita akan mengetahui lebih banyak dan paham akar permasalahan yang harus benar-benar tercabut.
- Membaca Surat Al-Isra sebelum tidur
Ummul mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, kata beliau: “Rasulullah SAW tidak akan tidur (di malam hari) kecuali setelah membaca ‘Bani Israil (Surat Al-Isra) dan Surat Az-Zumar.” (HR. Tirmidzi dan dinyatakan shahih oleh Ibn Khuzaimah serta Al-Albani).
Jika sobat mempelajari sejarah tentang Baitul Maqdis tentu akan ada banyak alasan-alasan yang mengharuskan kita untuk terus terlibat dalam upaya pembebasan Baitul Maqdis.
Mengutip dari Buku Baitul Maqdis For Dummies, dalam rangka pembebasan Baitul Maqdis yang pertama kali Rasulullah SAW lakukan adalah melakukan persiapan ilmu kepada para sahabat.
Persiapan ilmu inilah yang memakan waktu paling lama dalam pembebasan Baitul Maqdis (Persiapan: Ilmu, Politik, Militer). Selain itu kita juga memahami daripada Rasulullah SAW bahwasannya pembebasan Baitul Maqdis bukan hanya tugas individu tetapi tugas generasi yang seharusnya diwariskan daripada orangtua-orangtua kita kepada kita dan tentunya dari kita kepada anak-anak kita.
Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan memberangkatkan Zaid ibn Haritsah pada Perang Mu’tah dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Usamah ibn Zaid (umur 17 tahun) untuk ekspedisi ke Syam.
So, sudah seharusnya mulai saat ini kita belajar, bagikan, dan peduli terkait Baitul Maqdis ya! “Liberation of Mind before Liberation of Land, Learn History Repeat Victory!” [] RAUDHATUL JANNAH