Cinta Halal vs Cinta Viral?

Ilustrasi cinta yang benar menurut islam
Ilustrasi cinta yang benar menurut islam (Pinterest - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Di era media sosial seperti sekarang ini, cinta sering dikaitkan dengan sesuatu yang viral. Mulai dari pasangan romantis yang terkadang bikin iri banyak orang, hingga tren “relationship goals” yang dibanjiri komen di feed Instagram atau fyp TikTok. Tapi pernahkah teman teman berpikir, apakah cinta yang viral ini selalu sesuai dengan arahan agama Islam?

Dalam arahan Islam, cinta merupakan suatu anugerah yang suci. Namun, cinta yang benar harus berjalan di jalur yang halal. Cinta halal ini tidak hanya menjaga hubungan antara dua insan, tetapi juga menjaga kehormatan, martabat, dan ridha Allah.

Sebaliknya, cinta yang hanya bertujuan untuk viral atau mendapat perhatian publik sering kali membuat kita lupa akan batas-batas agama, bahkan kadang mempertaruhkan privasi dan kehormatan.

Islam mengajarkan kita untuk menjaga hubungan dengan cara yang baik dan penuh penghormatan. Bukan berarti cinta harus disembunyikan sepenuhnya, tetapi bagaimana cinta tersebut dijalani dan dipertontonkan adalah hal yang penting. Allah berfirman dalam Surah An-Nur ayat 30-31 tentang pentingnya menjaga pandangan dan kehormatan.

قُلْ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُـضُّوْا مِنْ اَبْصَا رِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ ۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا يَصْنَـعُوْنَ

Yang artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur 24: Ayat 30)

Baca Juga:  Inilah Mengapa Allah Menjauhkan Kamu dari Orang yang Kamu Cintai

وَقُلْ لِّـلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَا رِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَـضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَآئِهِنَّ اَوْ اٰبَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَآئِهِنَّ اَوْ اَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَآئِهِنَّ اَوْ مَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِ رْبَةِ مِنَ الرِّجَا لِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِاَ رْجُلِهِنَّ لِيُـعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ ۗ وَتُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur 24: Ayat 31).

Baca Juga:  Hindari Perbuatan Adu Domba Agar Terhindar dari Siksa Kubur!

Hal ini menunjukkan bahwa cinta bukanlah sekadar tentang rasa, tetapi juga tanggung jawab.

Di sisi lain, cinta lewat viral seringkali membuat kita terjebak dalam ilusi kesempurnaan. Foto-foto mesra, video romantis, atau cerita manis yang dibagikan ke publik tidak selalu mencerminkan kenyataan. Terkadang, siapa sangka ada tekanan untuk tampil “sempurna” demi mendapatkan validasi sosial yang justru berisiko merusak dari hubungan itu sendiri.

Cinta halal, di sisi lain mengajarkan kita tentang ketenangan dan keikhlasan. Hubungan yang didasari cinta halal tidak memerlukan pengakuan dari dunia maya karena yang utama adalah ridha dari Allah. Tidak perlu pamer, tidak perlu validasi, cukup dengan menjaga niat dan menghormati satu sama lain.

Jadi ketika cinta viral menawarkan perhatian sesaat, cinta halal memberikan keberkahan jangka panjang. Dalam era sekarang ini, mari kita kembali pada nilai-nilai Islam yang menjaga cinta tetap dalam jalur yang benar. Sebab pada akhirnya, cinta yang diridhai Allah adalah cinta yang membawa kebahagiaan hakiki, bukan hanya sekadar like atau views. [] Neha Puspita Arum

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post