Jangan Mengambil Alih Peran Allah: Menerima Ketentuan-Nya dengan Ikhlas

Ilustrasi menerima takdir (freepik.com - Al Muhtada.org)

Al Muhtada.org – Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terbebani oleh keinginan untuk mengontrol segalanya. Kita berusaha keras untuk memprediksi masa depan, memastikan rencana berjalan sempurna, dan menghindari segala kemungkinan buruk.

Padahal, menentukan takdir adalah tugas yang berat, sehingga Allah-lah yang memegang peran itu. Namun, sering kali kita terlalu kejam terhadap diri sendiri, memaksakan pikiran untuk menerka masa depan dan mencoba melakukan tugas yang seharusnya menjadi peran Allah. Akibatnya, kita sering kali tenggelam dalam overthinking, merasa cemas, dan kehilangan arah.

Allah sudah memberikan pedoman kepada kita untuk menjalani hidup dengan penuh keyakinan. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 2-3, Allah berfirman:

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; petunjuk bagi orang yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib.”

Hal ghaib yang dimaksud bukan hanya surga dan neraka, tetapi juga masa depan yang belum terjadi. Tidak ada manusia, bahkan Rasul sekalipun, yang bisa menerka masa depan. Ketidakpastian ini adalah bagian dari ujian keimanan kita. Setan sering kali membisikkan rasa takut dan kekhawatiran, membuat kita merasa lemah dan khawatir akan hal yang belum terjadi. Namun, tugas kita bukanlah meramal atau memaksakan rencana, melainkan menerima dengan ridha dan percaya pada ketetapan Allah.

Ketika kita mencoba mengambil alih peran Allah, kita sebenarnya sedang mendzalimi diri sendiri. Menanggung beban yang tidak seharusnya kita pikul hanya akan membuat kita merasa tertekan dan kehilangan arah. Sebaliknya, Allah mengajarkan kita untuk berusaha dengan penuh kesungguhan, tetapi menyerahkan hasilnya kepada-Nya. Dalam momen-momen seperti ini, kita perlu mengingatkan diri dengan doa:

Baca Juga:  Ketahuilah! Ini 5 Tipe Wanita yang Digambarkan dalam Al-Qur’an

“Ya Allah, ampuni aku karena telah mengambil peran-Mu. Aku telah menzalimi diriku sendiri. Bantu aku untuk ridha dengan semua kehendak-Mu, dan percaya pada skenario terbaik-Mu.”

Hidup ini penuh misteri yang tidak bisa kita tebak. Masa depan adalah salah satu bentuk ghaib yang hanya Allah ketahui. Ketika kita memaksakan diri untuk mengontrol sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, itu hanya akan membawa kelelahan batin dan mental. Sebaliknya, percaya pada skenario Allah adalah bentuk keimanan yang sejati.

Allah tidak meminta kita untuk menyelesaikan semua masalah sendirian. Allah hanya meminta kita untuk menjalani peran kita sebagai hamba-Nya dengan usaha, doa, dan tawakal. Sebagai balasan, Allah menjanjikan kemudahan dan petunjuk bagi mereka yang bertakwa. [] Juliana Setefani Usaini

Editor: Nayla Syarifa

Related Posts

Latest Post