Allah Menjauhkanmu dari Seseorang untuk Alasan yang Lebih Besar

Ilustrasi orang tertekan karena merasa dijauhi banyak orang (Pinterest.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Ada masa ketika seseorang pergi dari hidup kita tanpa penjelasan yang kita pahami. Hubungan yang dulu terasa dekat, perlahan menjauh, lalu benar-benar hilang. Kita bertanya-tanya, mencari kesalahan, bahkan menyalahkan diri sendiri. Dalam sunyi itu, hati sering bertanya, “Mengapa Allah biarkan ini terjadi?”

Padahal, bisa jadi Allah yang menjauhkanmu bukan karena Allah ingin menyakitimu, tetapi karena Dia melihat sesuatu yang tidak kamu lihat dan mendengar hal-hal yang tidak pernah sampai ke telingamu. Ada keputusan Allah yang tampak menyakitkan di awal, namun sejatinya menyelamatkan di akhir.

Manusia menilai dengan mata dan perasaan. Kita mencintai berdasarkan kebaikan yang tampak dan kata-kata yang terdengar. Namun Allah menilai dengan ilmu yang sempurna.

Dia mengetahui isi hati, niat tersembunyi, dan arah masa depan yang belum terjadi. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik di sisi Allah. Dan apa yang terasa menyakitkan, belum tentu buruk. Allah mengetahui bagaimana seseorang akan mempengaruhi imanmu, hatimu, dan masa depanmu.

Jika Allah menjauhkanmu, bisa jadi itu karena Dia sedang melindungimu dari luka yang lebih dalam atau kerusakan yang lebih besar. Allah berfirman,

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;  Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216).

Baca Juga:  Cantik di Mata Allah, Tak Perlu Validasi Dunia

Sering kali kita hanya fokus pada apa yang hilang, bukan pada apa yang diselamatkan. Kita meratapi jarak, tetapi lupa bahwa Allah Maha Mengetahui segala akibat.  Takdir Allah tidak selalu bisa dipahami saat ini, tetapi selalu bisa dipercaya.

Ketika Allah mengambil seseorang dari hidupmu, bisa jadi Dia sedang menyiapkan ruang untuk sesuatu yang lebih baik atau sedang membersihkan hatimu agar lebih dekat kepada-Nya. Tidak semua hal perlu penjelasan sebagian cukup diterima dengan iman.

Ketika kita belajar berkata, “Allah lebih tahu daripada aku,” di situlah hati mulai tenang. Ketika kita percaya bahwa Allah tidak mungkin menzalimi hamba-Nya, maka perpisahan pun perlahan berubah menjadi penerimaan.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ، إِنَّ اللهَ لاَ يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ

Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Ahmad, 3:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Jika hari ini Allah menjauhkanmu dari seseorang, jangan buru-buru menganggapnya sebagai kehilangan. Bisa jadi itu adalah perlindungan, pelajaran, atau jalan menuju kebaikan yang belum terlihat. Allah tidak pernah mengambil sesuatu kecuali untuk memberikan yang lebih baik entah di dunia atau di akhirat.

Baca Juga:  Pakaian Jatuh di Kamar Mandi? Tetap Suci atau Najis?

Percayalah pada takdir Allah, bahkan saat kamu tidak memahami maksudnya. Karena Allah mengetahui, sementara kamu tidak. Dan ketenangan sejati akan datang saat hati sepenuhnya yakin bahwa apa pun yang Allah pilihkan, selalu yang terbaik.

Penulis: [Fitri Novita Sari]

Related Posts

Latest Post