Tetap Jadi Diri Sendiri, Pesan Al Kafirun Ayat 6

keragaman di lingkungan kampus (dola.ai- almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam lingkungan kampus yang penuh keragaman, kita sebagai mahasiswa akan selalu bertemu dengan berbagai perbedaan, mulai dari pilihan gaya hidup, prinsip, nilai, hingga keyakinan.

Di tengah keberagaman tersebut, kita perlu pendirian yang kuat agar tetap bisa bijak dalam bersikap.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku” (Q.S Al-kafirun ayat 6)

Surah Al-Kāfirūn ayat 6 adalah salah satu pedoman yang bisa kita jadikan pegangan.

Ayat ini mengajarkan bahwa Islam sangat menghargai kebebasan keyakinan dan hidup berdampingan secara damai.

Namun, di saat yang sama, ayat ini juga menegaskan bahwa sebagai seorang muslim kita harus tetap tegas dengan prinsip agama, tanpa tercampur dengan keyakinan lain.

Kampus adalah tempat yang penuh dinamika, banyak pergaulan baru, pemikiran baru, dan gaya hidup baru yang terkadang bisa menggoyahkan pendirian.

Oleh karena itu, kita perlu menjaga diri dari hal-hal yang bertentangan dengan syariat, seperti pergaulan bebas dan kegiatan maksiat lainnya yang melemahkan iman.

Menolak ajakan yang dapat melemahkan iman bukanlah sikap kaku, melainkan bentuk konsistensi kita dalam berpegang pada ajaran Islam.

Toleransi bukan berarti mengikuti semua hal yang berbeda atau larut dalam pergaulan yang tidak sesuai prinsip agama.

Justru, toleransi mengajarkan untuk menghargai orang lain tanpa kehilangan jati diri.

Misalnya, tetap menghormati teman yang berbeda agama, namun menjaga diri dari mengikuti kegiatan yang bertentangan dengan akidah.

Baca Juga:  IPAR ADALAH MAUT DALAM HADIST NABI

Toleransi yang diajarkan Islam bukan berarti menghapus batas keyakinan, tetapi memberi ruang bagi setiap orang menjalani agama mereka masing-masing dengan damai.

Dalam keseharian di kampus, sikap saling menghargai ini tercermin melalui etika pergaulan.

Kita sebagai mahasiswa muslim tetap menyapa, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan siapa pun secara sopan dan beradab.

Ayat ini mendorong kita untuk tetap bijak dalam berteman.

Kampus adalah tempat membangun relasi dan jaringan, tetapi hubungan sosial yang kita jalin tetap harus memiliki batas.

Dengan memegang prinsip “untukmu agamamu, dan untukku agamaku,” kita akan lebih selektif dalam menerima ajakan, memilih aktivitas, dan menentukan lingkungan yang membawa kebaikan.

Perbedaan bukan alasan untuk menciptakan konflik.

Kita dapat tetap aktif dalam organisasi, kelompok belajar, maupun kegiatan kampus lainnya tanpa harus mengorbankan nilai-nilai keislaman.

Justru, dengan cara ini, kita bisa menunjukkan akhlak mulia yang menjadi bagian dari dakwah bil-hal.[] Siti Alawiya

Related Posts

Latest Post