almuhtada.org – Hidup di dunia pastinya ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya hukum-hukum Allah Swt., karena dengan sunnatullah yang mengatur jalan kita sebagai manusia.
Ada sunnatullah mengenai jalan rezeki, mengenai kesabaran, mengenai perjuangan. Dan ya pada hari ini, kita akan merenungkan secara bersama-sama satu sunnatullah yang begitu indah yaitu siapa yang mengasihi, pasti akan dikasihi.
Oke sekarang coba jawab dalam diri kita masing-masing, bukankah kita merindukan cinta yang tulus tanpa pamrih?, hati kita merindukan sebuah kasih sayang yang nyata?.
Karena dalam hiruk pikuk kehidupan di dunia ini, Allah Swt. menghadiahkan rahasia dibalik firman-Nya di dalam Kitab Suci Al-Quran yaitu barang siapa yang menebar kasih, maka akan menuai kasih juga.
Allah Swt. telah mengabadikan teladan terbaik yang ada pada diri Nabi Muhammad Saw, yang mendapat gelar ra’uuf rahiim atau penuh belas kasih dan penyayang. Sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At-Taubah ayat ke-128)
Mengasihi merupakan Kunci Rahasia Hati yang Hidup
Sejak kecil Rasulullah Saw. dikenal sebagai seorang al-Amiin yaitu orang yang terpercaya, lemah lembut, dan penuh dengan kasih sayang. Tidak ada keras hati dalam diri beliau. Bahkan ketika disakiti pun, beliau lebih memilih untuk memaafkan.
Allah Swt. menegaskan di dalam Kitab Suci Al-Quran:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah engkau berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (Ali Imran ayat ke-159)
Contoh sederhananya coba sekarang bayangkan jika diri kita ini seorang pemimpin keras dan juga penuh dengan amarah, maka siapa yang betah untuk mendekat kepada kita?
Akan tetapi ketika hati penuh dengan kasih saya, maka orang lain justru akan mendekat kepada diri kita.
Begitu pula dalam kehidupan di dalam dunia kampus. Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Semarang khususnya, kita sama-sama belajar bahwa ilmu bukan hanya soal angka dan juga teori saja, akan tetapi soal akhlak juga.
Bagaimana kita memperlakukan teman sesama mahasiswa, kemudian bagaimana kita menghormati dosen, dan juga bagaimana kita membantu teman yang sedang mengalami kesulitan. Semua itu merupakan wujud nyata kasih sayang yang suatu hari pasti kembali kepada diri kita masing-masing.
Makna Kasih Sayang
Kasih sayang sejatinya merupakan energi yang berputar. Sebagaimana Rasulullah Saw. tidak hanya dikasihi oleh para sahabat, akan tetapi juga oleh Allah Swt dan juga para malaikat-Nya.
Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab ayat ke-56)
Shalawat dari Allah Swt. merupakan sebuah rahmat atau kasih sayang, dan shalawat dari malaikat adalah doa ampunan bagi Rasulullah Saw.
Inilah bukti nyata bahwasanya kasih sayang yang beliau tebarkan kembali kepada dirinya dalam bentuk cinta dari Allah Swt. dan Malaikat-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun senantiasa merasakannya. Kitab sebagai seorang mahasiswa yang suka menolong teman kita, biasanya saat kita sedang dalam kesusahan maka akan dikelilingi teman yang rela untuk membantu diri kita.
Penutup
Kasih sayang bukan hanya sekedar sekadar teori semata, melainkan sebuah jalan hidup. Sunnatullah ini sederhana namun dalam maknanya yaitu siapa yang mengasihi pasti akan dikasihi.
Karena Rasulullah Saw. telah memberikan teladan yang baik dan nyata. Kemudian Allah Swt. dan juga Malaikat-Nya pun memuliakan beliau.
Maka, yuk kita sebagai mahasiswa yang sedang menapaki jalan ilmu di UNNES Tercinta, kita belajar bahwa kecerdasan sejati bukan hanya pada akal semata, tetapi juga terletak pada hati kita.
Mari mulai sekarang kita isi hari-hari kita dengan kasih sayang kepada keluarga, sesama sahabat, dosen, atau bahkan orang asing yang mungkin saja kita temui di jalan.
Karena setiap kasih sayang yang kita berikan, maka sesungguhnya sedang kembali kepada diri kita masing-masing. [] ALFIAN HIDAYAT











