almuhtada.org – Setiap hari, tanpa sadar kita mengucapkan ratusan bahkan ribuan kata. Ada yang berupa doa, nasihat, dan kebaikan, tapi tak jarang juga keluar kata-kata yang menyakiti hati orang lain. Islam menekankan pentingnya menjaga lisan, karena satu ucapan bisa bernilai pahala besar, tetapi satu kata juga bisa menyeret seseorang pada dosa yang berat.
Allah menegaskan bahwa setiap kata akan dicatat, tak ada yang luput dari catatan amal perbuatan.
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18).
Rasulullah SAW juga bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa ucapan yang baik bisa menjadi jalan menuju surga. Kata-kata lembut yang menenangkan hati, nasihat yang bermanfaat, hingga doa yang tulus bisa menjadi amal yang terus mengalir pahalanya. Lisan adalah senjata yang bisa menebarkan kebaikan seluas-luasnya.
Di sisi lain, lisan juga bisa menjadi dosa tambahan bagi kita. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara Timur dan Barat.” (HR Muslim no 2988)
Fitnah, ghibah, adu domba, hingga ucapan kasar adalah dosa-dosa besar yang berasal dari lisan. Satu kalimat saja bisa menghancurkan silaturahmi, menimbulkan perpecahan, bahkan menjerumuskan seseorang ke neraka.
Lisan adalah karunia yang bisa mengangkat derajat manusia atau menjatuhkannya ke jurang dosa. Dengan satu kata, seorang muslim bisa mendapat pahala yang besar, namun dengan satu kata pula ia bisa menanggung dosa yang berat.
Mari kita berhati-hati dalam menjaga ucapan, baik dalam percakapan sehari-hari maupun di media sosial. Gunakan lisan untuk menebar kebaikan, menyampaikan nasihat, dan memperbanyak doa. Ingatlah, setiap kata akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah.
Penulis: [Fitri Novita Sari]