Menembus dimensi? Telisik lebih dalam Perjalanan Isra Mi’raj dan Kaitannya dengan Realitas Lain dalam Sains

Ilustrasi Isra Mi'raj (Pinterest.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Perjalanan luar biasa Baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang terjadi dalam waktu semalam merupak sebutan bagi Peristiwa Isra Mi’raj. Peristiwa ini terdiri dari dua bagian. Pertama, perjalanan Isra, yaitu perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. Kedua, perjalanan Mi’raj, yaitu naiknya Nabi ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha, tempat tertinggi untuk menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT.

Bagi umat Islam, Isra Mi’raj adalah mukjizat yang menjadi bukti kekuasaan Allah. Namun, di balik itu, ada hal menarik yang bisa kita pikirkan, yaitu bagaimana perjalanan ini bisa dikaitkan dengan sains, terutama konsep perjalanan lintas dimensi.

Isra Mi’raj terjadi dalam waktu yang sangat singkat, meskipun jarak yang ditempuh sangat jauh. Bayangkan, dari Mekkah ke Yerusalem dan ke langit, semua terjadi dalam semalam! Nabi Muhammad SAW menempuh perjalanan ini dengan Buraq, makhluk khusus yang diciptakan Allah.

Dalam sains, perjalanan ini tampak mustahil jika dilihat dari hukum fisika biasa. Tapi, bagaimana jika kita membayangkan bahwa perjalanan ini melibatkan dimensi lain yang tidak kita pahami?

Dalam pelajaran fisika, kita tahu tentang tiga dimensi ruang (panjang, lebar, tinggi) dan satu dimensi waktu. Namun, para ilmuwan seperti Einstein dalam teori relativitas menjelaskan bahwa ruang dan waktu saling terhubung. Bahkan, ada teori yang menyebutkan adanya dimensi tambahan yang mungkin tidak terlihat oleh manusia.

Baca Juga:  Pertemuan dan Perpisahan yang Silih Berganti, Bermakna atau Hanya Perih?

Misalnya, konsep “lubang cacing” (wormhole) dalam teori relativitas memungkinkan ruang dan waktu “melipat,” sehingga jarak yang jauh dapat ditempuh dalam waktu singkat. Ini mungkin mirip dengan perjalanan Nabi Muhammad SAW yang melintasi jarak luar biasa dalam waktu yang sangat singkat, tentunya dengan izin Allah SWT.
Peristiwa Isra Mi’raj mengajarkan kita bahwa ada banyak hal di dunia ini yang belum bisa dijelaskan dengan akal manusia, tetapi bisa diterima dengan iman. Namun, di sisi lain, sains membantu kita membuka pikiran untuk memahami kemungkinan-kemungkinan baru, seperti perjalanan lintas dimensi atau teknologi yang melampaui pemahaman kita saat ini.

Hal ini adalah kesempatan untuk melihat bahwa agama dan sains bukanlah dua hal yang bertentangan. Keduanya bisa saling melengkapi. Isra Mi’raj adalah bukti bahwa alam semesta ini sangat kompleks dan penuh misteri. Isra Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang menunjukkan bahwa iman dan ilmu pengetahuan bisa saling bersinergi. Sebagai generasi muda, kita diajak untuk terus belajar, tidak hanya dengan ilmu agama, tetapi juga ilmu sains, sehingga kita bisa memahami lebih banyak tentang dunia ini dan keajaiban yang ada di dalamnya. [] Nevia Anggriya Orvala

Related Posts

Latest Post