Makna Takdir dalam Berbagai Sudut Pandang

Makna Takdir
Gambar Ilustrasi Makna Takdir (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Makna kata takdir menurut bahasa adalah menetapkan segala sesuatu, atau menerangkan kadar atas sesuatu. Makna kata takdir bisa pula diartikan dengan menilai sesuatu atas penilaian tertentu, atau memperkirakan sesuatu melalui perkiraan atasnya.

Seperti, memperkirakan kekuatan suatu benda, kadar maupun nilanya. Jika takdir dimasukkan dalam pembahasan mengenai apa saja yang mengandung konsekuensi jika dilakukan, maka ia mempunyai arti menetapkan segala sesuatu secara bijaksana atau proporsional, sesuai kehendak dan ketetapan yang melingkupinya.

Adapun makna kata takdir menurut istilah agama (syari’at) adalah, segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. menurut ilmu dan kehendak-Nya. Adapun dalil-dalil dari Al-Qur’an yang menguatkan pendapat yang di maksud adalah sejumlah firman Allah Swt yang terdapat pada QS. Al-An’am Ayat 59 seperti berikut ini,

“Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut.

Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”(QS. Al-An’am Ayat 59).

Sedangkan penyebutan kata qadha’ adakalanya disejajarkan dengan kata qadar (takdir). Sebab, kedua kata tersebut mempunyai arti yang sama, meskipun kata takdir mempunyai arti segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah Swt. menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya.

Baca Juga:  Kekuatan Istighfar, Rahasia dan Keberkahan Hidup

Adapun kata qadha’ lebih merupakan pelaksanaan atas segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Menurut atau sesuai dengan takdir-Nya. Kata takdir juga mempunyai makna menyerahkan segala sesuatu yang akan terjadi maupun yang telah terjadi kepada Allah Swt..

Maksudnya, segala sesuatu yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi, seluruhnya dikembalikan kepada kehendak dan ketetapan Allah Swt. yang telah dicatat dalam kitab Lauh alMahfuzh.

Di dalam kitab tersebut telah dicatat segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt., baik yang telah terjadi, sedang maupun yang akan terjadi. Adakalanya makna kata takdir merupakan ketetapan Allah Swt. yang berhubungan erat dengan kehendak manusia.

Maksudnya, manusia diberi kewenangan untuk berbuat sesuatu, dan perbuatan yang merupakan hasil dari pilihan manusia itu sesuai dengan kehendak Allah Swt..

Adakalanya pula makna kata takdir merupakan ketetapan akhir dari segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt. dalam ilmu-Nya yang bersifat azali dan abadi, baik sebelum ia terwujud maupun setelah ia terwujud.

Oleh karena itu, tidaklah benar jika ada yang ber- pendapat bahwa takdir hanyalah berkisar di seputar ilmu Allah Swt. semata. Sebab, makna kata takdir mempunyai arti yang lebih luas dari kata ketetapan dan kehendak- Nya, sesuai dengan ke Mahaluasan ilmu Allah Swt..

Karena, Allah Azza wa Jalla masih mempunyai sifat-sifat mulia yang lain, seperti sifat bashar (Maha Melihat), sama’ (Maha Mendengar), iradat (Maha Berkehendak), dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Menghidupkan Sujud Tilawah sebuah Sunnah yang Sarat akan Makna

Jika seseorang mengingkari adanya takdir Allah Swt., berarti ia telah mengingkari seluruh sifat yang dimiliki oleh Allah. Oleh karena itu, untuk memahami kekeliruan persepsi yang juga bisa membahayakan akidah umat secara umum, para ulama cenderung membatasi diri dari membahas persoalan takdir Allah Swt., dan hanya membicarakan segala sesuatu yang sesuai dengan sifat- sifat kemuliaan-Nya.

Menurut mereka, kita semua harus mempercayai adanya takdir Allah Swt., sebagaimana kita mempercayai rukunrukun Iman yang lain, seperti; percaya kepada adanya Allah (wujud), para malaikat, kitab-kitab Allah, dan Hari Kebangkitan. Yang demikian itu agar kita tidak mengingkari adanya takdir Allah Swt., baik secara umum maupun secara terperinci (lebih khusus).

Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullâh pernah mengatakan, “Akar kata takdir berasal dari qudrat, yang artinya Maha Menetapkan. Jadi, siapa pun yang mengingkari adanya takdir, maka ia mengingkari segala kemampuan dan ke-Mahakuasa-an Allah Swt. untu menetapkan segala sesuatu dari hasil ciptaanNya. [] M. Afif Kurniawan

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post