Menebar Energi Positif dengan Senyum: Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Emoji senyum (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Islam mengajarkan kita untuk selalu menampakkan wajah cerah dan ceria ketika berinteraksi dengan orang lain. Sebaliknya, Islam melarang kita menunjukkan wajah masam, sebagaimana dikisahkan dalam Q.S. Abasa, ketika Nabi Muhammad SAW bermuka masam kepada seorang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum, hingga Allah menurunkan teguran melalui Q.S. Abasa ini.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sangat menghargai tindakan sederhana berupa senyum. Senyum memiliki kedudukan yang setara dengan amar ma`ruf nahi munkar. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ الْبَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ وَالشَّوْكَةَ وَالْعَظْمَ عَنِ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu. Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Menunjukkan jalan kepada seseorang yang tersesat di tempat asing adalah sedekah bagimu. Membantu seseorang yang penglihatannya lemah adalah sedekah bagimu. Menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan adalah sedekah bagimu. Serta menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga merupakan sedekah bagimu.” (H.R. Tirmidzi)

Maka dari itu, jangan pernah meremehkan kebaikan orang sekecil apapun, walaupun hanya bertatap muka dengan wajah cerah dan ceria. Terkadang, ketika hati kita sedang tidak baik-baik saja, merasa tersakiti, lapar, atau lelah, tanpa sadar kita melampiaskannya kepada orang lain dengan wajah masam, padahal orang tersebut tidak bersalah terhadap kita. Yang demikian itu tidak dianjurkan dalam Islam.

Baca Juga:  Membangun Ekonomi Islami dari Hal-Hal yang Kecil

Marilah kita belajar meredam emosi, membiasakan diri untuk tetap tersenyum dan ceria di hadapan orang lain, seberat apapun masalah yang kita hadapi. Jadikan kesulitan dan hal-hal yang tidak kita sukai sebagai sarana latihan pengendalian diri. Jika belum mampu tersenyum, lebih baik diam menyembunyikan kekesalan yang kita miliki. Karena sejatinya, energi itu menular. Barangkali dengan kita tersenyum dan menunjukkan wajah ceria, kita dapat menebarkan energi positif kepada orang-orang disekitar kita. [] Nihayatur Rif’ah

Related Posts

Latest Post