almuhtada.org Mahar memang pemberian wajib dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang diberikan saat akad nikah, bisa berupa harta (uang, emas, dll.) atau jasa yang memiliki nilai.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺧَﻴْـﺮُ ﺍﻟﻨِّﻜَـﺎﺡِ ﺃَﻳْﺴَـﺮُﻩُ
“Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah.” (HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat Ahmad,
ﺇِﻥَّ ﺃَﻋْﻈَﻢَ ﺍﻟﻨَّﻜَـﺎﺡِ ﺑَﺮَﻛَﺔً ﺃَﻳَْﺴَﺮُﻩُ ﻣُﺆْﻧَﺔً
“Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.”
Dari hadits-hadits tersebut bisa kita pahami bahwasanya menikah adalah hak yang sangat baik dan janganlah kebaikan itu di hiasi dengan penderitaan di salah satu sisinya .
Ada salah satu cerita yang sangat menyayat hati yaitu seorang sahabat nabi yang selalu menjadi tentara di garda terdepan untuk membela Islam.
Namanya adalah Julaibib, ia adalah sahabat nabi yang belum menikah. Memang Julaibib adalah salah satu sahabat nabi yang miskin dan kulitnya yang sangatlah hitam.
Pada suatu ketika Julaibib ditanya oleh nabi Muhammad Saw. wahai saudaraku, kapan kamu akan menikah? Julaibib menjawab dengan merenung, dia tidak yakin akan ada wanita yang mau menikah dengannya. Sebab, ia tahu bahwa dirinya bukanlah pria bernasab, tidak rupawan, dan tidak memiliki harta.
Ya, walaupun semua orang tahu bahwa Julaibib adalah sahabat nabi yang nasabnya belum jelas, ia juga seorang yang miskin, bahkan semua orang pun tak tahu atau tak mau tahu tentang dia dan kehidupan-nya. Dengan postur tubuh yang pendek dan berkulit hitam, dia berani mengatakan demikian.
Setelah Julaibib mengatakan seperti itu, nabi Muhammad Saw pun tersenyum dengan jawaban Julaibib.
Pada suatu saat Rasulullah SAW mengajak Julaibib ke rumah salah satu pemimpin Anshar. Betapa bahagianya tuan rumah menerima kunjungan kehormatan dari sang Nabi Allah SWT.
Nabi mengatakan pada pimpinan Anshar “aku ingin menikahkan putrimu” pimpinan Anshar itupun menjawab dengan senang dan gembira mengira anaknya akan menikah dengan nabi.
Tetapi nabi menjawab bukan untuk aku, pimpinan Anshar itu terkejut dengan jawaban yang di berikan oleh nabi, pimpinan Anshar itu pun bertanya kepada nabi lantas untuk siapa wahai nabiku.
Nabi menjawab untuk sahabat saya yaitu Julaibib, pada saat itu pimpinan Anshar ini kebingungan mencari jawaban untuk nabi sedangkan istri-nya di dalam pun kaget dengan ucapan nabi yang akan menikahkan Julaibib dengan putri semata wayangnya
Tetapi anak gadisnya yang mendengar percakapan mereka dari balik tirai angkat bicara. Cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya mengalahkan segalanya.
Ia pun menerima pinangan dari Rasulullah untuk Julaibib. Namun, kebersamaan mereka berdua tidaklah lama, tiba-tiba Julaibib di utus oleh nabi untuk menjadi pasukan perang.
Julaibib pun masih bingung antara mau ikut perang ataukah merayakan hari pernikahannya dengan istrinya. Tetapi kecintaan Julaibib dengan Rasulullah dan Islam tidak usah di ragukan lagi, ia memilih berperang di hari pertama setelah pernikahan-nya.
Pada saat sehabis peran, nabi Muhammad pun mencari Julaibib dengan berlarian kesana kemari dan juga bertanya-tanya kepada sahabat yang lainnya.
Akhirnya mereka menemukan Julaibib. Ia gugur penuh luka, di sekitarnya terdapat tujuh musuh yang telah ia bunuh. Rasulullah SAW dengan tangannya sendiri mengkafani Julaibib dan mensalati-nya.
Tetapi Rasulullah tidak tahu menahu kenapa tersenyum melihat Julaibi, ternyata Rasulullah tersenyum karena ruh-nya Julaibib telah di jemput oleh bidadari surga, yang walaupun di dunia ia belum bisa menikmati indahnya pernikahan tetapi ia dirindukan oleh bidadari-bidadari yang ada di surga. Muhammad nadif











