Almuhtada.org – Setiap umat muslim pasti ingin menjadi hamba yang terbaik di mata Allah. Dan Allah tidak melihat hambanya dari kekuasaannya di dunia, hartanya atau apapun itu kecuali ketaqwaannya.
Biasanya taqwa didefinisikan dengan melakukan perintah Allah dan menjauhi larangannya, tapi dalam Al-Qur’an mendeskripsikan dengan cara lain. Nah bagaimana definisi taqwa dalam Al-Qur’an?
Dalam surat Al Baqarah ayat 3-4 disebutkan:
. ٱلَّذِینَ یُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَیۡبِ وَیُقِیمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ یُنفِقُونَ. وَٱلَّذِینَ یُؤۡمِنُونَ بِمَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡكَ وَمَاۤ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡـَٔاخِرَةِ هُمۡ یُوقِنُونَ
Yang artinya (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur`ān) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin adanya akhirat.
Dari ayat tersebut kita dapat melihat sisi sederhana cara bertaqwa kepada Allah yang walaupun dipikirkan kembali, memang jika kita telah beriman kepada Allah kita pasti akan sedikit melakukan maksiat karena selalu ingat Allah.
Sehingga dari itu kita juga akan meninggalkan larangan Allah dan selalu beriman juga akan membuat kita yakin untuk melakukan perintah Allah.
Lalu, selain bertaqwa juga ada sifat sholih yang dianggap sangat sulit bagi umat muslim karena harus baik hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia, yang dari sifat itu, kita dapat dijanjikan kebahagiaan dunia dan akhirat dari Allah. Lalu, Bagaimanakah deskripsi sholih dalam Al-Qur’an?
Dalam Al-Qur’an Surat Al ankabut disebutkan
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَنُدۡخِلَنَّهُمۡ فِي ٱلصَّٰلِحِينَ
Artinya :
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka pasti akan Kami masukkan ke dalam (golongan) orang yang salih.
Juga dalam surat Al-Anbiya’: 94 allah berfirman:
فَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَا كُفۡرَانَ لِسَعۡيِهِۦ وَإِنَّا لَهُۥ كَٰتِبُونَ
Artinya :
Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari (disia-siakan), dan sungguh, Kami-lah yang mencatat untuknya.
Maka dari itu setidaknya kita berusaha untuk melakukan kebaikan dengan sebaik mungkin semampu kita, yang juga telah disebutkan dalam ayat terakhir Surat Al Baqarah
لَا یُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ
Yang artinya Allah tidak membebani seseorang tanpa kemampuannya.
Maka dari itu, setidaknya kita berusaha sebaik mungkin untuk menjadi hamba Allah yang terbaik di mata Allah. Yakinlah bahwa apa yang kita hadapi pastilah kita dapat melaluinya entah dengan cara bagaimanapun.
Kita tingkatkan iman kita kepada Allah dan kita juga berusaha sebaik mungkin untuk menjadi hamba yang sebaik-baiknya karena hakikatnya kita diciptakan untuk menjadi beribadah kepada Allah sesuai dalam Al-Qur’an Surat Ath-Thur.
Dan jangan lupa jika untuk melakukan ibadah ataupun beramal sholih juga ada caranya dalam islam. Baik itu dalam Al-Qur’an, hadist, ijma’, dan qiyas. Dan apabila kita melakukan maksiat kita bertaubat kepada Allah.
Nah setelah bertaqwa, beriman dan melakuka amal sholih kita juga nanti pada hari akhir kita dijanjikan untuk mendapat surga sesuai didalam Al-Qur’an.
Semoga kita dapat menjadi hamba Allah terbaik yang walaupun terkadang masih banyak salah karena manusia tempatnya salah dan lupa karena Allah juga Al-ghofur (maha pengampun). Semoga bermanfaat. Wallahua’lam. [] Shofiyatul Afiyah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah