Sya’ban: Bulannya Rasulullah yang Penuh Keberkahan

Menyambut Bulan Sya'ban dengan Sholawat Bareng
Menyambut Bulan Sya'ban dengan Sholawat Bareng (Dok. Pribadi - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Setelah bulan Rajab, kini kita telah memasuki bulan Sya’ban. Bulan Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Rasulullah mengatakan bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan bagi Rasulullah SAW.

Bulan Sya’ban terletak diantara dua bulan mulia yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Secara bahasa, Sya’ban berasal dari bahasa Arab yaitu syi’ab yang bermakna jalan di atas gunung.

Makna ini merupakan kiasan yang dipergunakan oleh masyarakat Arab bahwa bulan Sya’ban menjadi momentum yang tepat dalam menapaki, menyambut, dan mempersiapkan bulan mulia ke depan yaitu bulan Ramadhan.

Dalam penanggulangan Jawa, bulan Sya’ban dikenal sebagai bulan Ruwah. Ruwah berasal dari bahasa Arab yaitu arwah yang berarti para ruh. Hal ini berkaitan dengan tradisi masyarakat Jawa yang rutin melakukan nyadran atau berziarah kubur untuk mendoakan keluarganya yang sudah meninggal dunia.

Tidak hanya itu, pada bulan Sya’ban atau Ruwah ini, masyarakat juga seringkali mengadakan acara Ruwahan atau slametan yang dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Sya’ban termasuk bulan istimewa karena merupakan bulannya Nabi Muhammad SAW.  Beliau mengatakan bahwa bulan Rajab sebagai bulannya Allah SWT, bulan Sya’ban sebagai bulan Rasulullah, dan bulan Ramadhan adalah bulan umatnya.

Abu Bakar Al-Balkhi pernah berkata: “Bulan Rajab merupakan bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Sedangkan bulan Ramadhan merupakan bulan memanen hasil tanaman.”

Baca Juga:  Mengapa Rasulullah Disebut Pendidik Terbaik Sepanjang Masa?

Perkataan Abu Bakar Al-Balkhi ini didasarkan atas perkataan dan perbuatan Rasulullah dalam menyambut bulan Sya’ban. Rasulullah seringkali berpuasa sunah hampir sebulan pada bulan ini. beliau belum pernah mengerjakan puasa sunnah sebanyak ini kecuali pada bulan Sya’ban.

Bulan Sya’ban seringkali dilupakan bahkan dilalaikan oleh manusia karena berada diantara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid bahwa Rasulullah bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ.

Artinya: “Bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan yang mana manusia melakukan kelalaian. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah sebagai Tuhan semesta alam. Oleh sebab itu, aku sangat suka ketika amalanku dinaikkan disaat aku sedang berpuasa.” (HR. Al Nasa’i)

Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip hadist diatas, bulan Sya’ban sebagai bulan penyerahan rekapitulasi semua amal kepada Allah. Sudah sepatutnya pada bulan ini dimanfaatkan oleh umat muslim untuk memperteguh keimanan serta mengerjakan amalan shalih.

Disisi lain, pada bulan ini terdapat malam yang sangat dimuliakan yaitu malam Nisfu Sya’ban. Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban yaitu tanggal 15 Sya’ban.

Nisfu Sya’ban merupakan salah satu malam yang sangat mustajab untuk berdoa. Pada malam ini, kaum muslimin memperbanyak amalan ibadah seperti sholat sunnah, membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, dan memohon ampunan.

Baca Juga:  Qadariyah, Salah Satu Aliran Tertua dalam Islam - Pahami untuk Waspada!

Adapun berbagai amalan yang dianjurkan para ulama atau kiai pada malam Nisfu Sya’ban di tanah air seperti membaca surat Yasin sebanyak tiga kali, sholat sunnah Awwabin, sholat Hajat, sholat tasbih, sholat sunnah muthlak, dan berdoa bersama.

Terdapat beberapa peristiwa historis yang terjadi di bulan Sya’ban. Pertama, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Rasulullah yaitu ayat perintah untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Surat al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi,

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56)

Kedua, diturunkannya perintah tentang kewajiban berpuasa Ramadhan bagi umat muslim selama sebulan penuh. Ketiga, terjadinya sejarah penting mengenai perubahan kiblat umat Islam yang semula Masjidil Aqsha berubah ke Ka’bah. [] Mohammad Fattahul Alim

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post