Almuhtada.org – Seperti yang kita ketahui bersama, ulama merupakan pewaris keilmuan para nabi. Ulama merupakan imam atau pemimpin dalam membimbing umat muslim untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.
Ulama menjadi sosok panutan dan suri tauladan dalam berdakwah dan menyebarkan nilai-nilai keislaman dengan mengendapkan akhlak yang mulia.
Disamping itu, umat Islam juga membutuhkan peran ulama dalam belajar dan mendalami ilmu agama secara baik dan benar agar keilmuan yang diperoleh bersanad sampai Rasulullah SAW.
Keberadaan ulama bagaikan lampu pelita yang menerangi kemaslahatan hidup umat manusia. Seorang ulama mengemban tugas untuk menyampaikan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak melakukan perkara baik dan mencegah berbagai kemungkaran).
Dalam kitab Nashoihul Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani pada Bab 2 disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Hendaklah kalian berkumpul dengan ulama dan mendengarkan perkataan (kalam) para ahli hikmah (hukama’).
Sesungguhnya Allah SWT akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah-Nya sebagaimana Allah SWT menghidupkan bumi yang mati (gersang) dengan air hujan.”
Akan tetapi, Rasulullah juga bersabda bahwa bakal ada suatu zaman dimana umatnya justru berlari atau menjauhi para ulama dan fuqoha’ (para ahli fikih). Dalam keadaan ini, Allah SWT akan memberikan 3 (tiga) cobaan kepada mereka.
سَيَأْتِي زَمَانٌ عَلَي أُمَّتِي يَفِرُّوْنَ مِنِ العُلَمَاءِ وَالفُقَهَاءِ فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلِاثَةِ بَلِّيَةٍ
Pertama, Allah SWT akan mencabut keberkahan atas kerja keras atau usahanya.
الاُولَي يَرْفَعُ اللهَ البَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ
Keberkahan menjadi hal penting mengingat rezeki yang diperoleh seseorang akan berdampak pada rasa ketentraman hidupnya.
Rezeki yang sedikit tapi mengandung keberkahan akan mendatangkan rasa nikmat, bersyukur, dan ketentraman dalam hati seseorang. Sebaliknya, rezeki yang banyak tapi tidak berkah akan memunculkan hidup yang tidak nyaman, merasa kurang atau tidak bersyukur, ataupun kegelisahan.
Kedua, Allah SWT akan mengutus pemimpin yang dzalim kepada mereka.
وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا
Bagi mereka yang enggan berkumpul atau belajar kepada ulama, mereka akan diberikan pemimpin yang dzalim yaitu pemimpin yang mengabaikan kemaslahatan umat dan justru hanya memikirkan hawa nafsunya sendiri dan kepentingan kelompoknya. Dengan hadirnya pemimpin yang dzalim akan menyulitkan aktivitas keagamaan umat Islam dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Ketiga, mereka akan meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman atau su’ul khotimah.
وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُنْيَا بِغَيْرِ اِيْمَانٍ
Keimanan merupakan modal utama dan terpenting bagi seseorang jika ingin hidup kekal di surganya Allah SWT. Meninggal dunia tanpa iman walaupun semasa hidupnya memiliki amal sebanyak apapun tidak bakal diterima oleh Allah.
Demikian, tiga cobaan atau ujian yang bakal diterima jika seseorang menjauh atau tidak berkumpul bersama ulama. Mari kita senantiasa tidak meninggalkan tradisi mendatangi majelis taklim untuk belajar agama serta mendengarkan nasihat ulama agar bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. [] Mohammad Fattahul Alim
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah