Almuhtada.org – Era industri 4.0 telah mengubah segala aktivitas manusia yang bergantung pada kecanggihan teknologi digital.
Hal ini disebabkan, dengan teknologi semua orang bisa memperoleh informasi secara cepat. Adanya gadget dapat memperluas informasi bahkan jaringan, khususnya pada penggunaan media sosial. Orang yang jauh bisa jadi dekat, atau bahkan bisa juga yang dekat jadi jauh.
Meningkatnya penggunaan media sosial dapat kita lihat hingga saat ini. Mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua yang kesehariannya memantau media sosial.
Adanya beragam kecanggihan membuat kalangan usia untuk menggunakannya. Terlepas dari itu, tentunya penggunaan media digital ini memberikan dampak positif dan negatif.
Dengan segala kecanggihan dunia digital, membuat sebagain di antara kita banyak menghabiskan waktu untuk media sosial.
Padahal penggunaan media sosial memiliki 2 sisi yang berlawanan, ketika seseorang menggunakan media sosial dengan tujuan yang jelas maka akan memberikan dampak positif, begitu pula sebaliknya penggunaan yang berlebihan justru menimbulkan boomerang bagi penggunanya.
Salah satu fakta menariknya, penggunaan media sosial secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan mental seseorang. Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar FOMO, yakni fear of missing out yang dikenal dengan seseoraang yang takut tertinggal.
Secara luas, fomo diartikan sebagai suatu kekhawatiran, kecemasan, serta kegelisahan ketika melihat orang lain memiliki pengalaman berharga.
Hal ini membuat seseorang ingin bisa mendapatkan pengalaman berharga yang serupa, sehingga mereka tidak merasa tertinggal.
Sebab tidak ingin tertinggalnya dengan orang lain, seseorang yang fomo akan terus memantau kegiatan orang lain melalui media sosial, bahkan jika tidak memantau, ia akan mengalami kecemasan sosial, seperti minder, depresi, dan merasa tidak memiliki teman.
Lalu bagaimana pandangan islam terhadap fomo?
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa fomo bisa menyebabkan iri dan dengki yang ternyata dalam islam perilaku tersebut tidak disukai oleh Allah SWT.
Allah berfirman dalam surah An-Nisa ayat 32 yang artinya, “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagaian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Seringkali kita lupa bahwa sesungguhnya Allah telah melarang kita untuk iri dan dengki terhadap suatu hal. Bahkan Allah telah menjelaskan dalam al-qur’an sebelum istilah fomo ini dikenal.
Allah juga berfirman dalam surah Al-Hijr ayat 88 yang berbunyi,
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman”, (Q.S. Al-Hijr: 88).
Dari dua ayat di atas, kita dapat belajar bahwa segala sesuatu telah Allah tetapkan, sudah sepatutnya kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Tetaplah berpegang teguh pada nilai dan aturan Al-Qur’an agar permasalahan dunia dapat kita hadapi dengan mudah. [] Eka Diyanti
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah