Almuhtada.org – Sebagai seorang muslim dan muslimah, kita pasti pernah merasakan perasaan sangat nyaman ketika sedang melakukan gerakan sujud, entah itu sujud dalam sholat maupun sujud di luar sholat.
Terkadang, kita baru menyadari bahwa posisi sujud benar-benar nyaman pada saat kita sedang bersedih. Ketika mendapat masalah, kita baru sadar bahwa selama ini kita jarang bersujud kepada Allah.
Selama ini kita hanya mengejar kehidupan dunia dan kurang mendekatkan diri kepada Allah. Kita lupa, kita terlena dengan kenikmatan yang ada tanpa menyadari bahwa segala yang kita nikmati diberikan oleh Allah. Astaghfirullahal’adzim.
Ketika kalian membaca ini, sadarlah kawan! Mumpung masih diberi kesempatan, mari kita berlomba-lomba mendekatkan diri kepada Allah. Cobalah mulai dengan membenarkan ibadah-ibadah wajib sehari-hari, seperti sholat.
Kalau kita perhatikan, semua yang diperintahkan oleh Allah kepada kita pasti memberikan manfaat untuk diri kita sendiri. Sholat memiliki gerakan-gerakan yang amat bermanfaat untuk kesehatan. Terdapat keutamaan-keutamaan dalam setiap gerakannya.
Sujud adalah gerakan atau posisi paling dekat seorang hamba kepada Rabb-nya Allah. Oleh karenanya, ketika melakukan sujud tata caranya harus benar.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ رواه مسلم
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa [HR. Muslim]
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwasanya disamping banyaknya perbedaan pendapat terkait dengan tata cara sujud diluar sholat, ada keutamaan-keutamaan ketika melaksanakan gerakan sujud itu sendiri, diantaranya untuk menekan dahi dan hidung ke tempat sujud. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ
“Jika engkau sujud maka berilah tekanan pada sujudmu.” (HR Abu Daud no 859 dari Rifa’ah bin Rafi’ dan dinilai hasan oleh al Albani)
عَنْ أَبِى حُمَيْدٍ السَّاعِدِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَجَدَ أَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ مِنَ الأَرْضِ وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ
Dari Abu Humaid as Sa’idi: “Sesungguhnya Nabi jika bersujud beliau menekankan hidung dan dahi beliau di tempat sujud, menjauhkan kedua tangannya dari dua lambungnya dan meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan bahunya.” (HR Tirmidzi no 270. Hadits ini dinilai sebagai hadits hasan shahih oleh Tirmidzi dan dinilai shahih oleh al Albani)
Kedua hadits diatas menjelaskan bahwasanya ketika sujud tidak cukup dengan menempelkan dahi ke tempat sujud, melainkan dengan memberikan beban kepala dan leher pada tempat sujud sehingga dahi dalam posisi yang kokoh di tempat sujud.
Ketika sujud dalam sholat, kita juga dianjurkan untuk berdoa setelah membaca bacaan sujud. Tidak hanya ketika sujud terakhir, namun di setiap rukun sujud. Karena memang posisi sujud adalah posisi dimana seorang hamba dekat dengan Allah swt. [] Nihayatur Ruf’ah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah