Takut, Harap, Dan Cinta dalam Hidup

Harap dan Cinta dalam Hidup
Gambar Ilustrasi Harap dan Cinta dalam Hidup (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Rasa harap dalam kehidupan kita, akan menghilangkan rasa takut kita kepada Allah swt. Ada sebuah perkataan yang mungkin tidak asing di telinga, yaitu “Aku berharap bisa masuk surga”.

Harapan tersebut tentu sangat baik, akan tetapi banyak harapan juga  tidak baik loh teman-teman. Kita tetap ingat bahwa Allah swt. Punya Syadadul Iqob, yaitu Allah swt. Mempunyai azab yang keras/ pedih terhadap kita.

Jadi, rasa takut dan harap itu harus ada dalam hidup kita. Jika diambil contoh rasa harap dan takut terdapat dalam surat Al-fatihah yang sering kita baca, sehari dibaca minimal 17 kali.

Ayat ke-3 yang berbunyi Arrohmannirrohim yang artinya Allah swt maha pengasih lagi maha penyayang. Ini menunjukkan bahwa ibadah itu dibuka dengan rasa harap, bahwa kita memerlukan kasih dan sayangnya Allah swt.

Tapi kita lihat ayat berikutnya Malikiyaumidin. Yang menguasai hari pembalasan. Ini menunjukkan bahwa ibadah juga dimulai rasa takut kepada Allah swt.

Selain harap dan takut, ternyata dalam hidup kita perlu mahabbah atau rasa cinta kepada Allah swt. Jadi dalam melakukan sesuatu tidak hanya sekedar rasa takut, harap, namun juga harus cinta kepada Allah swt.

Adapun orang-orang yang beriman rasa cintanya sangat besar kepada Allah swt. Jadi dalam menjalankan kehidupan juga harus didasari dengan cinta. Kalau kita cinta kepada Allah pasti apa-apa dilakukan. Sebagaimana kalau kita cinta kepada seseorang, kita akan menuruti apa kata-katanya.

Baca Juga:  Ya Allah, Mengapa Ujianku Sangat Berat?

Dalam hal ibadah juga harus ada rasa takut kepada Allah swt. Allah maha penyayang, Allah maha pengasih, Allah maha pengampun. Tapi tetap ingat teman-teman bahwa Allah juga memiliki azab yang pedih bagi siapapun yang melanggar ketentuan Allah swt.

Contoh kecilnya dalam berdo’a, apa yang kita takuti? yang ditakuti ketika berdo’a adalah saat do’a kita tidak terkabul, entah itu terhalang makanan yang masuk dalam tubuh kita (kurang ikhlas) atau terhalang oleh dosa yang lain.

Selain itu, dalam berdo’a tentunya sangat diutamakan dalam berharap kepada Allah, berharap supaya do’a kita mudah keterima oleh Allah swt. Kemudian dalam berdo’a juga harus mengedepankan rasa cinta kepada Allah swt.

Manusia membutuhkan ilmu lebih banyak daripada kebutuhannya terhadap makan dan minum, karena makan dan minum dibutuhkan sehari sekali atau dua kali, sedangkan ilmu dibutuhkan sepanjang nafasnya. [] Nurul Hikmah

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post