Almuhtada.org – Berbagai fenomena yang seringkali kita lihat hari ini, yakni banyaknya orang-orang yang bunuh diri karena menghadapi realita kehidupan yang ia terima.
Bahkan sebagian dari mereka berupa anak-anak maupun orang yang masih muda, sungguh disayangkan bagaimana sebenarnya ada harapan yang besar bagi mereka untuk bisa mengambil peran untuk bangsa dan negara Indonesia.
Mengapa mereka menyerahkan hidup mereka dengan cara seperti itu? Sebesar apakah ujian yang mereka hadapi sebelumnya? Pantaskah bagi mereka untuk menyerahkan diri seperti itu meski besarnya ujian yang dihadapi?
Mereka dengan perasaan pasrah menyerahkan diri mereka dengan cara seperti itu tentu disebabkan karena banyak dan beratnya persoalan dan ujian yang menimpa kehidupan sehari-hari masing-masing.
Namun, setiap manusia juga pasti memiliki ujiannya masing-masing. Bahkan, mereka pernah merasakan situasi dimana itulah merupakan ujian terberat yang pernah menimpa di kehidupannya.
Padahal, sebenarnya masih ada ujian lagi yang jauh lebih berat lagi yang belum mereka jumpai. Ujian yang mereka rasa itulah ujian terberat merupakan langkah awal dari persiapan menghadapi ujian yang lebih berat dan masih menunggu anda.
Ujian merupakan sebuah kepastian dan menjadi tolak ukur derajat manusia. Mari kita ambil refleksi dari Nabi Muhammad SAW, makhluk terbaik ciptaan Allah.
Makhluk terbaik paling mulia di sisi Allah justru memiliki cobaan yang paling berat di antara makhluk-makhluk lain.
Semakin berat ujian yang menimpa kita, berarti semakin mulia kita di mata Allah jika mampu menghadapi nya dengan baik melalui tuntunan dan ajaran Islam.
Yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana cara kita menghadapi ujian itu dengan baik sesuai tuntunan dan ajaran Islam.
Kunci dari menghadapi segala ujian yang menimpa kita menurut Islam yaitu sabar dan salat. Sebagaimana Firman Allah dalan surah Al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi sebagai berikut.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Sudah diberikan petunjuk yang luar biasa dari Allah SWT mengenai cara menghadapi berbagai gejolak kehidupan melalui sabar dan juga salat.
- Sabar
Sabar merupakan kata serapan dari bahasa arab yaitu صَبَرَ- يَصْبِرُ yang artinya menahan. Sabar dapat diaplikasikan dalam berbagai kondisi yang hadir di depan anda, termasuk ujian-ujian yang anda hadapi. Orang yang sabar adalah orang yang kuat dan tangguh.
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang kuat bukanlah orang yang sering menang berkelahi, akan tetapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya ketika marah.”
(Hadits dari Abu Hurairah dengan derajat Muttafaq ‘alaih)
Sungguh, tinggi derajatnya bagi orang-orang yang mampu menahan amarahnya, orang yang mampu bersabar atas ujian yang diberikan. Melalui sabar, kita dapat mengurangi goncangan besar yang menimpa kehidupan kita.
- Salat
salat dapat diartikan sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah SWT. Artinya kita memposisikan diri dan meyakinkan kembali hati bahwasanya kita adalah hamba Allah.
Selanjutnya sebagai seorang hamba, kita dapat menyerahkan masalah apapun kepada Allah. Melalui salat, Allah akan langsung memberikan hidayah dan semangat batin kepada kita. Kita akan mendapatkan ketenangan langsung secara instan.
Disaat anda mendapatkan ujian dari Allah baik dirasa berat maupun dirasa ringan, segeralah bersabar untuk me-refresh kembali otak anda. Selanjutnya, dirikanlah salat dan komunikasikan masalah itu dengan Allah.
Pasrahkan semua urusan anda dan mintalah pertolongan kepada Allah saat itu juga. Maka, seiring berjalannya waktu akan selesai pula ujian-ujian tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kita harus bisa menerima apapun ujian yang menimpa kita. Hal itu mesti kita lakukan karena ujian yang menimpa kita telah disesuaikan dengan kadar yang Allah tentukan, sebagaimana dalam potongan Al Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ
Artinya : Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. [] Syukron Ma’mun
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah