Almuhtada.org – Asbabun nuzul adalah peristiwa yang menjadi sebab diturunkannya Al-Qur’an. Surah an-Nas memiliki asbabun nuzul yaitu peristiwa pengobatan Nabi Muhammad yang ditimpa ilmu sihir oleh orang Yahudi bernama Lubaid Al Asam.
Diceritakan oleh Ibnu Abbas r.a. bahwasanya ketika itu Rasulullah SAW mengalami sakit keras dan kemudian didatangi malaikat.
Ada dua malaikat yang mendatangi Nabi Muhammad SAW dan membacakan surah An-Nas dan surah Al-Falaq. Satu malaikat kemudian duduk di sebelah kepala Rasulullah sedangkan satu malaikat lainnya duduk di sebelah kaki Rasulullah.
Malaikat yang berada di sebelah kaki Rasulullah kemudian mengajukan beberapa pertanyaan kepada malaikat yang duduk di sebelah kepala Rasulullah.
Pertanyaan pertama yaitu menanyakan tentang hal apakah yang dilihat oleh Malaikat yang berada di sebelah kepala Rasulullah. Dijawab ini adalah tabb atau sihir. Maksudnya Rasulullah sedang ditimpa sihir.
Pertanyaan kedua yaitu siapa yang melakukan sihir tersebut? Dijawab ia adalah Lubaid Al Asam, seorang Yahudi. Pertanyaan ketiga yaitu dimanakah sihir tersebut diletakkan atau disimpan? Dijawab yakni di dalam sumur keluarga si Lubaid dan diletakkan di bawah sebuah batu besar dalam keadaan terbungkus.
Dua Malaikat itupun mendatangi sumur tempat disimpannya sihir tersebut dan kemudian membersihkannya dengan menguras airnya lalu mengangkat baru besar untuk mengambil buntelan sihir tersebut dan kemudian dibakar.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Amar Ibnu Yasir sesuai yang diutus oleh Rasulullah SAW. Sesampainya disana Amar Ibnu Yasir mendapati air sumur dalam keadaan berwarna merah darah.
Buntelan sihir yang didapatkan kemudian dibakar. Ternyata di dalam buntelan sihir tersebut terdapat sebelas ikatan atau buhul.
Kemudian turunlah surat an nas dan al falaq sebagai obat dari sihir yang menimpa Rasulullah.
Setiap satu ayat akan melepaskan satu ikatan sihir yang menimpa Rasulullah. Inti kandungan dari surah An Nas yaitu berupa anjuran agar manusia senantiasa mohon pelindungan kepada Allah SWT dari bisikan setan yang menyelinap dalam dirinya. [] Nihayatur Rif’ah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah
