Almuhtada.org – Siapa yang tidak mengenal Imam Bukhari? Imam Bukhari adalah salah satu ulama tersohor dalam Islam yang menjadi perawi hadits paling masyhur. Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori.
Sama seperti manusia pada umumnya, Imam Bukhari memiliki perjalanan hidup yang tidak selalu mulus. Pada saat Imam Bukhari masih kecil, sekitar usianya 10 tahun, Imam Bukhari pernah mengalami sakit penglihatan yang sangat parah sehingga tidak bisa digunakan untuk melihat atau buta.
Dalam sebuah sumber tidak dijelaskan detailnya terkait sebab dan gambaran sakit penglihatannya Imam Bukhari seperti apa, namun dipastikan bahwa sakit penglihatan yang dirasakan oleh Imam Bukhari begitu luar biasa. Sampai sampai Ibunda Imam Bukhari tidak tega dan menangisi Imam Bukhari setiap waktu.
Sang Ibunda kemudian berdo’a kepada Allah, selalu memohon pertolongan atas kesembuhan sakit penglihatan yang diderita oleh Imam Bukhari. Hingga pada suatu malam, Ibunda Imam Bukhari mendapatkan sebuah mimpi dari Allah.
Di dalam mimpi, Ibunda Imam Bukhari bertemu dengan Nabi Ibrahim yang kemudian memberitahukan bahwa penglihatan Imam Bukhari telah dikembalikan oleh Allah seperti sedia kala. Kisah ini juga dikutip dalam kitab Mukhtashar Shahihil Bukhari, karangan Imam Syihabuddin az-Zabidi yaitu :
نَشَأَ يَتِيْمًا حَيْثُ توفَى أَبُوْهُ وَهُوَ صَغِيْرٌ، وَأُصِيْبَ بِبَصَرِهِ مُنْذُ نَعُوْمَةِ أَظْفَارِهِ فَرَأَتْ أُمُّهُ اِبْرَاهِيْمَ الْخَلِيْلَ فِي الْمَنَامِ قَائِلاً لَهَا: يَا هَذِهِ قَدْ رَدَّ اللهُ عَلىَ وَلَدِكِ بَصَرَهُ بِكَثْرَةِ دُعَائِكِ
Artinya, “(Imam Bukhari) tumbuh menjadi anak yatim karena ayahnya wafat sejak usianya masih balita. Ia juga menderita buta mata sejak usia mudanya, kemudian ibunya bermimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim al-Khalis as dalam tidurnya, seraya berkata kepadanya: “Wahai wanita! Sungguh Allah telah mengembalikan penglihatan putramu, karena banyaknya doa yang kamu panjatkan.” (Imam Syihabuddin, Mikhtasharul Bukhari al-Musamma at-Tajridis Sharih li Ahaditsis Shahih, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], juz I, halaman 3).
Setelah mendapat mimpi tersebut, Ibunda Imam Bukhari terbangun dan mendapati bahwa penglihatan putranya, Imam Bukhari, atas izin Allah telah kembali. Syukur alhamdulillah diucapkan oleh Ibunda Imam Bukhari dan juga Imam Bukhari.
Imam Bukhari merupakan penutut ilmu yang tidak pantang menyerah. Beliau selalu bersungguh-sungguh dan semangat dalam menjalani proses belajar. Beliau sangat cepat dalam menghafalkan hadits-hadits dan beberapa ilmu lainnya.
Ilmu hadits yang telah Imam Bukhari kuasai merupakan wujud dari peninggalan ayahnya sebelum wafat. Ayah Imam Bukhari wafat ketika Imam Bukhari masih kecil.
Sang ayah membuatkan perpustakaan yang banyak berisi buku hadits kepada Imam Bukhari sebagai peninggalan yang mulia. Meskipun sudah mengalami banyak kesulitan di masa kecil, Imam Bukhari selalu semangat dalam berjuang menuntut ilmu.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Imam Bukhari diantaranya: meskipun banyak cobaan mendatang, jangan pernah putus asa untuk berusaha dan berdoa dalam menyelesaikannya. Karena Allah selalu bersama kita. Apapun yang kita upayakan insyaallah akan berhasil. [] Nihayatur Rif’ah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah