Almuhtada.org – Shalat subuh merupakan ibadah wajib yang paling berat. Hal tersebut disebabkan karena sholat subuh yang dilaksanakan sejak fajar shodiq sampai matahari terbit di waktu ketika orang-orang masih mengistirahatkan tubuhnya.
Jika melaksanakan sholat subuh secara munfarid (sendirian) sudah terasa sangat berat, melaksanakan shalat subuh secara berjamaah tentu akan terasa jauh lebih berat. Padahal, shalat subuh berjamaah memiliki banyak keutamaan, di antaranya, mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat. Dalam salah satu hadits disebutkan :
عن بريدة الأسلمي رضي الله عنه عن النبي – صلى الله عليه وسلم قال : بَشِّرِ الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِالتَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: Dari Buraidah al-Aslami dari Nabi Muhammad, sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan pada saat gelap menuju masjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadist tersebut menjelaskan bahwa barangsiapa yang menempuh perjalanan saat gelap menuju masjid (untuk sholat subuh) maka orang tersebut akan mendapatkan cahaya penerang yang sempurna di hari kiamat kelak. Dalam hadist lain juga diriwayatkan tentang keutamaan dari sholat subuh berjamaah. Salah satu hadist tersebut adalah hadits yang diriwayatkan dari Utsman bin Affan, Rasulullah SAW. bersabda :
مَن صَلىَّ العِشاءَ في جَمَاعةٍ، فكأنَّما قَامَ نِصفَ الليلِ، ومَن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه
Artinya: Barang siapa yang melakukan shalat isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat setengah malam. Barang siapa yang melakukan shalat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat malam sepanjang waktu. (HR. Muslim)
Hadist tersebut menggambarkan bahwa sholat subuh berjamaah memiliki keutamaan yang sangat banyak, bahkan bila dibandingkan dengan keutamaaN-keutamaan yang ada pada sholat lima waktu lainnya. Keutamaan lain sholat subuh berjamaah tercantum dalam hadist yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi :
مَن صلَّى الغَداةَ في جَماعةٍ ، ثُمَّ قَعَدَ يذكُرُ اللَّهَ حتَّى تطلُعَ الشَّمسُ ، ثُمَّ صلَّى رَكعتينِ كانت لَه كأجْرِ حَجَّةٍ وعُمرةٍ قالَرسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ : تامَّةٍ تامَّةٍ تامَّةٍ
Artinya: Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, Rasulullah bersabda, yang sempurna, sempurna, sempurna. (HR. Tirmidzi).
Dalam hadist Riwayat At-Tirmidzi tersebut, dikatakan bahwa orang yang telah melakukan sholat subuh berjamaah kemudia duduk berdzikir kepada Allah SWT. hingga matahari terbit, maka pahala yang diterima oleh orang tersebut setara dengan pahala haji dan umrah yang sempurna. Berdasarkan uraian hadist tersebut dan hadist-hadist sebelumnya dapat dibayangkan betapa Allah SWT. memberikan keutamaan yang begitu besar pada sholat subuh yang dilakukan secara berjamaah. Namun, bukan hanya sholat subuh berjamaah yang memiliki keutamaan yang besar. Keutamaan yang sama besarnya juga terdapat pada shalat sunnah qabliyah subuh (shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh). Hal ini disampaikan oleh Ummul Mukminin Aisyah, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda :
ركعتا الفجر خيرٌ من الدنيا وما فيها
Artinya: Dua rakaat (shalat sunah qabliyah) subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya. (HR. Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah)
Hadist tersebut menerangkan bahwa sholat sunnah qabliyah subuh lebih baik dari dunia dan segala isinya. Keutamaan tersebut tentu sangat besar bahkan tidak terbayangkan betapa besar keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam sholat sunnah qabliyah subuh maupun sholat subuh berjamaah.
Berdasarkan uraian hadist tentang keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam sholat subuh berjamaah serta sholat sunnah qabliyah subuh, dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang tidak melaksanakan hal tersebut (sholat subuh berjamaah dan sholat sunnah qabliyah subuh) meski sudah mengetahui keutamaan yang terkandung di dalamnya termasuk ke dalam golongan orang-orang yang rugi.
Sekian artikel yang dapat saya tulis. Semoga artikel yang telah saya tulis dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membaca artikel ini. [] M. Khoirul Anwar
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah
